Scroll untuk baca artikel
Sejarah

Sejarah Hari Ini, Peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996: Saat Kantor PDI Menjadi Medan Luka Demokrasi

×

Sejarah Hari Ini, Peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996: Saat Kantor PDI Menjadi Medan Luka Demokrasi

Sebarkan artikel ini
Peristiwa Kudatuli
Peristiwa Kudatuli pada 27 Juli 1996

Dalam laporan berbagai media kala itu, Kantor PDI Diponegoro 58 berubah menjadi medan perlawanan rakyat sipil yang menuntut keadilan politik. Kudatuli pun lahir sebagai luka yang menorehkan jejak gelap represi rezim terhadap demokrasi.

Simbol Perlawanan & Lahirnya PDIP

Bagi Megawati, Kudatuli menjadi titik balik. Sosoknya semakin kokoh sebagai simbol perlawanan rakyat. Sejak itu, jalan PDI terbelah.

Setelah keruntuhan Orde Baru pada 1998, PDI di bawah Megawati resmi menambahkan kata Perjuangan di belakang namanya – lahirlah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Kudatuli 27 Juli 1996 juga menjadi penanda kebangkitan aktivisme pro-demokrasi. Banyak mahasiswa, aktivis LSM, hingga masyarakat sipil yang terlibat dalam aksi solidaritas dan mendesak penegakan keadilan bagi para korban.

Baca Juga  4 Anggota DPRD Medan Mangkir dari Panggilan Kejati Sumut dalam Kasus Dugaan Pemerasan Pengusaha

Meski puluhan tahun berlalu, hingga kini masih banyak keluarga korban Kudatuli yang menuntut penuntasan kasus ini.

Diponegoro 58: Saksi Bisu Peristiwa Kudatuli

Kini, Kantor DPP PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro 58 tetap berdiri sebagai saksi bisu peristiwa Kudatuli.

Setiap 27 Juli, kader dan keluarga korban kembali berkumpul menabur bunga, berdoa, dan berjanji tidak membiarkan sejarah ini dilupakan generasi.

“Kader itu harus tidak boleh lupa dengan Kudatuli,” kata Ribka Tjiptaning, salah satu tokoh senior PDIP.