Mengenal Sosok Tokoh di Balik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Laksamana Maeda, Fatmawati, dan Para Pemuda

Kamis, 31 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Momen pembacaan teks proklamasi

Momen pembacaan teks proklamasi

Topikseru.com – Ketika naskah Proklamasi diketik di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 pada dini hari 17 Agustus 1945, sejarah Indonesia ditopang oleh tokoh-tokoh “di balik layar” yang sering luput dari sorotan.

Di balik nama besar Soekarno dan Hatta, ada sosok Laksamana Tadashi Maeda, Fatmawati sang penjahit bendera, hingga barisan pemuda revolusioner seperti Sayuti Melik, Wikana, dan Sukarni — yang berperan besar memaksa detik-detik Proklamasi lahir lebih cepat.

Laksamana Maeda, Penjaga Malam Proklamasi

Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, Laksamana Muda Tadashi Maeda adalah nama Jepang yang justru jadi pengaman kemerdekaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Saat situasi di Jakarta genting, Maeda – Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut Jepang – secara diam-diam meminjamkan rumah dinasnya di Jalan Imam Bonjol (dulu Jalan Meiji Dori) sebagai tempat penyusunan teks Proklamasi.

Maeda menjaga para tokoh bangsa yang sedang berunding agar tak diganggu tentara Jepang lain. Malam itu, di ruang tamu rumah Maeda, Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo merumuskan kalimat pembebas rakyat Indonesia dari penjajahan.

Ironis, Laksamana Maeda adalah perwira Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, namun dialah “penjaga malam” yang membiarkan Soekarno dan Hatta menyelesaikan tugas bersejarah.

Profil Laksamana Maeda

Tadashi Maeda lahir di Kagoshima, Jepang, 1898. Ia adalah perwira Angkatan Laut Kekaisaran Jepang yang bertugas di Indonesia pada masa pendudukan Jepang.

Nama Maeda mencuat karena sikapnya yang unik: di tengah ketatnya pengawasan militer Jepang, ia diam-diam membantu para tokoh bangsa mempersiapkan kemerdekaan.

Baca Juga  Harga Emas Antam Turun Lagi, Simak Daftar Terbaru & Potongan Pajaknya

Rumah dinasnya di Jalan Meiji Dori (sekarang Jalan Imam Bonjol Nomor 1) menjadi saksi bisu penyusunan naskah Proklamasi pada dini hari 17 Agustus 1945.

Maeda memastikan rumahnya aman dari tentara Jepang yang masih bertahan dengan Perang Asia Timur Raya. Berkat “perlindungan diam-diam” Maeda, Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo bisa merumuskan naskah tanpa gangguan.

Setelah perang usai, Maeda ditahan Sekutu tetapi kemudian diizinkan kembali ke Jepang pada 1946. Rumahnya kini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Fatmawati, Penjahit Sang Saka Merah Putih

Fatmawati Soekarno, istri muda Sang Proklamator, juga memiliki peran monumental. Di rumah kecil di Pegangsaan Timur, ia menjahit bendera pusaka Merah Putih dengan mesin jahit tangan.

Bendera yang dijahit dari kain katun sederhana itulah yang pertama kali dikibarkan di halaman rumah Soekarno pada 17 Agustus 1945.

“Kalau kita ingat bendera pusaka, ingatlah tangan Fatmawati yang menjahitnya dengan penuh harap,” demikian dikisahkan banyak sejarawan.

Profil Fatmawati

Lahir di Bengkulu, 5 Februari 1923, Fatmawati adalah istri muda Soekarno yang punya peran monumental. Ia yang menjahit sendiri bendera pusaka Merah Putih, dengan mesin jahit tangan di rumah mereka di Pegangsaan Timur.

Kainnya sederhana, jahitannya pun manual. Tapi dari tangannya, Sang Saka Merah Putih pertama kali dikibarkan tepat di halaman rumah Soekarno, detik-detik setelah Proklamasi dibacakan.

Bendera pusaka itu hanya dijahit Fatmawati sendirian – simbol sederhana namun abadi.

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Hari Kunjung Perpustakaan 14 September: Sejarah, Makna, dan Pentingnya Literasi
HUT ke-80 TNI AL: Ini Sejarah dan Sepak Terjang Pasukan Elite Angkatan Laut Indonesia
Mengintip Sejarah Upacara HUT RI di Istana Merdeka: Dari Lapangan Ikada hingga Simbol Negara Berdaulat
Kalender Jawa Agustus 2025 Terbaru dan Terlengkap Plus Penjelasan Umumnya
Kalender Jawa Kamis Wage 31 Juli 2025: Menelusuri Makna di Balik Weton Kamis Wage
Sejarah Hari Ini, Peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996: Saat Kantor PDI Menjadi Medan Luka Demokrasi

Berita Terkait

Minggu, 14 September 2025 - 06:01

Hari Kunjung Perpustakaan 14 September: Sejarah, Makna, dan Pentingnya Literasi

Rabu, 10 September 2025 - 06:29

HUT ke-80 TNI AL: Ini Sejarah dan Sepak Terjang Pasukan Elite Angkatan Laut Indonesia

Senin, 4 Agustus 2025 - 01:54

Mengintip Sejarah Upacara HUT RI di Istana Merdeka: Dari Lapangan Ikada hingga Simbol Negara Berdaulat

Kamis, 31 Juli 2025 - 12:57

Mengenal Sosok Tokoh di Balik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Laksamana Maeda, Fatmawati, dan Para Pemuda

Kamis, 31 Juli 2025 - 08:08

Kalender Jawa Agustus 2025 Terbaru dan Terlengkap Plus Penjelasan Umumnya

Berita Terbaru