Mengenal Sosok Tokoh di Balik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Laksamana Maeda, Fatmawati, dan Para Pemuda

Kamis, 31 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Momen pembacaan teks proklamasi

Momen pembacaan teks proklamasi

Fatmawati kelak menjadi Ibu Negara pertama Republik Indonesia. Ia wafat pada 14 Mei 1980 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Sayuti Melik, Wikana, dan Sukarni: Penculik Demi Merdeka

Sementara di sisi lain, para pemuda menjadi bensin revolusi. Sayuti Melik, Wikana, dan Sukarni mendesak Bung Karno dan Bung Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan tanpa menunggu “izin” Jepang.

Pada 16 Agustus dini hari, mereka “menculik” Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Karawang, agar jauh dari pengaruh Jepang. Di sanalah tekanan pemuda memuncak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Soekarno akhirnya luluh, lalu dibawa kembali ke Jakarta untuk memproklamasikan kemerdekaan esok paginya.

Peran Sayuti Melik tak berhenti di situ. Dialah yang mengetik naskah Proklamasi setelah dirumuskan di rumah Maeda, sekaligus membubuhkan tanda tangan “atas nama bangsa Indonesia”.

Profil Sayuti Melik

Sayuti Melik lahir di Yogyakarta, 22 November 1908. Sebagai pemuda radikal, ia aktif di pergerakan nasional sejak muda, bahkan sempat dipenjara Belanda.

Namanya tercatat abadi karena dialah yang mengetik naskah Proklamasi yang dirumuskan oleh Soekarno, Hatta, dan Soebardjo di rumah Maeda. Sayuti juga yang membenahi kata-kata Proklamasi – misalnya mengganti “wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi “atas nama bangsa Indonesia”.

Setelah kemerdekaan, Sayuti Melik menjabat anggota DPR dan Konstituante. Ia meninggal pada 27 Februari 1989.

Profil Wikana

Wikana lahir di Sumedang, 16 Oktober 1914. Wikana adalah pentolan kelompok pemuda revolusioner. Bersama Chaerul Saleh dan Sukarni, Wikana mendesak Soekarno-Hatta agar Proklamasi tidak ditunda dengan alasan apapun.

Baca Juga  Presiden Prabowo Langsung Bertolak ke Qatar Setelah Doha Diserang Israel

Pada 16 Agustus 1945 dini hari, Wikana dan rekan-rekannya “menculik” Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok.

Tujuannya jelas: menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang, agar kemerdekaan benar-benar hasil keputusan rakyat Indonesia sendiri.

Setelah kemerdekaan, Wikana aktif di politik sayap kiri dan menjabat Gubernur Militer di Sumatra Timur. Ia menjadi korban gejolak politik 1965, tewas tanpa kuburan yang jelas.

Profil Sukarni

Sukarni Kartodiwirjo lahir di Blitar, 14 Juli 1916. Sama seperti Wikana, Sukarni dikenal lantang menuntut kemerdekaan segera.

Dialah yang mendesak Bung Karno agar Proklamasi tidak ditunda-tunda, meski harus berhadapan dengan militer Jepang.

Setelah Proklamasi, Sukarni tetap aktif dalam organisasi pemuda dan menjadi tokoh penting di Angkatan Pemuda Indonesia (API).

Dia sempat menjadi anggota DPR dan Dewan Pertimbangan Agung. Sukarni wafat pada 7 Mei 1971 di Jakarta, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Sisi Lain Kemerdekaan yang Jarang Dibicarakan

Delapan puluh tahun Indonesia merdeka, nama-nama ini tak selalu muncul di buku teks sekolah. Padahal, tanpa rumah Maeda, bendera Fatmawati, dan nyali pemuda Rengasdengklok, Proklamasi bisa jadi tak bergema tepat 17 Agustus 1945.

Merekalah bukti sejarah bahwa kemerdekaan bukan sekadar milik para orator di mimbar, tapi juga kerja senyap para penjaga malam, penjahit, dan “penculik” revolusi.

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Hari Kunjung Perpustakaan 14 September: Sejarah, Makna, dan Pentingnya Literasi
HUT ke-80 TNI AL: Ini Sejarah dan Sepak Terjang Pasukan Elite Angkatan Laut Indonesia
Mengintip Sejarah Upacara HUT RI di Istana Merdeka: Dari Lapangan Ikada hingga Simbol Negara Berdaulat
Kalender Jawa Agustus 2025 Terbaru dan Terlengkap Plus Penjelasan Umumnya
Kalender Jawa Kamis Wage 31 Juli 2025: Menelusuri Makna di Balik Weton Kamis Wage
Sejarah Hari Ini, Peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996: Saat Kantor PDI Menjadi Medan Luka Demokrasi

Berita Terkait

Minggu, 14 September 2025 - 06:01

Hari Kunjung Perpustakaan 14 September: Sejarah, Makna, dan Pentingnya Literasi

Rabu, 10 September 2025 - 06:29

HUT ke-80 TNI AL: Ini Sejarah dan Sepak Terjang Pasukan Elite Angkatan Laut Indonesia

Senin, 4 Agustus 2025 - 01:54

Mengintip Sejarah Upacara HUT RI di Istana Merdeka: Dari Lapangan Ikada hingga Simbol Negara Berdaulat

Kamis, 31 Juli 2025 - 12:57

Mengenal Sosok Tokoh di Balik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Laksamana Maeda, Fatmawati, dan Para Pemuda

Kamis, 31 Juli 2025 - 08:08

Kalender Jawa Agustus 2025 Terbaru dan Terlengkap Plus Penjelasan Umumnya

Berita Terbaru