Selain itu, TNI AL juga memiliki Denjaka (Detasemen Jala Mangkara), satuan khusus yang dibentuk pada 1984, gabungan dari Marinir dan Kopaska, dengan spesialisasi anti-teror dan operasi khusus maritim.
Sepak Terjang dalam Operasi
Beberapa operasi penting yang menandai sejarah TNI AL dan pasukan elitnya antara lain:
- Operasi Trikora (1961–1962): TNI AL mengerahkan kekuatan penuh, termasuk kapal selam dan marinir, untuk mendukung pembebasan Irian Barat.
- Operasi Dwikora (1964–1966): Marinir ditugaskan dalam konfrontasi dengan Malaysia.
- Operasi penumpasan G30S/PKI: Marinir dikerahkan dalam menjaga keamanan ibu kota dan instalasi strategis.
- Operasi pengamanan Ambalat: TNI AL berjaga di wilayah perbatasan laut dengan Malaysia yang rawan sengketa.
- Misi perdamaian dunia: Kapal perang TNI AL rutin dikirim bergabung dalam Maritime Task Force PBB di Lebanon.
TNI AL di Era Modern
Kini, TNI AL berfokus pada modernisasi alutsista dengan mendatangkan kapal selam kelas Nagapasa dari Korea Selatan, kapal fregat dan korvet modern, serta memperkuat kemampuan rudal anti-kapal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemerintah juga menargetkan Indonesia menjadi poros maritim dunia, yang tidak lepas dari peran vital TNI AL sebagai penopang utama.
Selain menjaga keamanan laut, TNI AL juga aktif dalam operasi kemanusiaan, seperti evakuasi korban bencana alam, pengiriman bantuan logistik, hingga misi pencarian kapal tenggelam.
Sejarah panjang TNI Angkatan Laut mencerminkan pentingnya laut sebagai urat nadi kehidupan bangsa Indonesia. Dari masa perjuangan kemerdekaan hingga modernisasi alutsista, TNI AL terus memperkuat diri sebagai benteng maritim.
Dengan pasukan elit seperti Marinir, Kopaska, dan Denjaka, TNI AL tidak hanya menjadi penjaga kedaulatan laut, tetapi juga simbol kekuatan Indonesia di kancah global.
Dirgahayu ke-80 TNI Angkatan Laut “Jalesveva Jayamahe“…