Scroll untuk baca artikel
Sejarah

Ketika Darah Biru Jatuh ke Tanah: 7 Kisah Bangsawan Dunia yang Kehilangan Tahta dan Hidup sebagai Rakyat Biasa

×

Ketika Darah Biru Jatuh ke Tanah: 7 Kisah Bangsawan Dunia yang Kehilangan Tahta dan Hidup sebagai Rakyat Biasa

Sebarkan artikel ini
bangsawan kehilangan tahta
Ruang perjamuan di Istana Buckingham. Foto: rct.uk

Topikseru.com – Bagi banyak orang, kehidupan keluarga kerajaan identik dengan kemewahan, protokoler ketat, dan status sosial tanpa batas. Namun sejarah berulang kali menunjukkan bahwa gelar dan kekuasaan bisa lenyap dalam sekejap, bisa karena revolusi, skandal, hingga pilihan pribadi.

Sejumlah bangsawan dunia pernah merasakan jatuhnya tahta dan harus menata hidup kembali di luar istana.

7 Kisah Keluarga Kerjaan yang Kehilangan Tahta dan Jadi Rakyat Jelata

Berikut kisah-kisahnya.

1. Konstantinus II, Raja Yunani Terakhir

Kudeta militer 1967 mengakhiri kekuasaan Konstantinus II. Tujuh tahun kemudian, referendum nasional resmi menghapus monarki Yunani.

Bersama keluarganya, ia menetap di pengasingan, terutama London. Tanpa tugas resmi dan fasilitas kerajaan, Konstantinus menjalani hidup layaknya warga biasa, hingga wafat pada 2023.

2. Dinasti Romanov Rusia yang Tumbang

Revolusi 1917 mengakhiri masa kekuasaan Tsar Nicholas II. Sang Tsar dan keluarga inti dieksekusi.

Kerabat lain yang lolos hidup tersebar di berbagai negara Eropa, bekerja sebagai guru, penjahit, hingga pelayan rumah tangga.

Status kejayaan Kekaisaran Rusia lenyap bersama regimnya.

3. Raja Gyanendra: Dari Istana Nepal ke Warga Biasa

Konflik panjang dan tekanan politik membuat Nepal resmi menghapus monarki pada 2008.

Gyanendra dipaksa keluar dari istana, hidup sebagai penduduk sipil. Meski masih disegani sebagian masyarakat, status resminya tak pernah kembali.

4. Putri Mako: Cinta Lebih Tinggi dari Tahta

Hukum Kekaisaran Jepang menyatakan bahwa perempuan kerabat kerajaan kehilangan gelar jika menikah dengan rakyat biasa.