Yang menarik, SCTV tidak menggambarkan tokohnya sebagai korban pasif. Mereka aktif berjuang: melawan trauma, menata ulang kepercayaan, dan belajar memaafkan—baik orang lain maupun diri sendiri. Tema-tema seperti kesehatan mental, komunikasi dalam hubungan, dan proses healing digarap dengan sensitif dan realistis.
Penonton muda, khususnya generasi milenial dan Gen Z, menemukan cermin diri dalam kisah ini—karena siapa pun yang pernah patah hati tahu betapa sulitnya membangun kembali kepercayaan, namun juga betapa indahnya ketika akhirnya bisa mencintai tanpa rasa takut.
5. Arisan – Trans7: Komedi yang Menyindir, Drama yang Menggugah
Trans7 kembali membuktikan kepiawaiannya dalam menggabungkan hiburan dan kritik sosial lewat Arisan. Di balik tampilan manis arisan ibu-ibu—dengan kue-kue cantik dan busana modis—tersembunyi konflik yang begitu nyata: persaingan status sosial, tekanan finansial, rasa iri, dan bahkan perselingkuhan.
Arisan bukan hanya sekadar tontonan ringan. Ia adalah mikrokosmos masyarakat urban modern yang terjebak dalam siklus konsumsi, penampilan, dan validasi sosial. Namun, meski mengangkat isu berat, Trans7 menyajikannya dengan sentuhan humor yang cerdas, sehingga penonton tertawa, namun tetap merenung.
Tayangan ini sukses menarik penonton lintas usia, terutama perempuan dewasa yang mengenali karakter-karakter dalam sinetron ini sebagai refleksi dari lingkaran sosial mereka sendiri.
6. Asmara Gen Z – SCTV: Cermin Otentik Kehidupan Remaja Masa Kini
Generasi Z akhirnya punya sinetron yang benar-benar memahami dunia mereka. Asmara Gen Z tidak hanya mengangkat kisah cinta remaja, tetapi juga mengeksplorasi isu-isu kontemporer seperti tekanan media sosial, ghosting, identitas gender, kesehatan mental, hingga konflik antara cita-cita pribadi dan harapan orang tua.
Para tokohnya digambarkan sebagai individu utuh—bukan sekadar stereotip “anak muda kekinian”. Mereka punya idealisme, tapi juga keraguan; punya mimpi besar, tapi takut gagal. Dialognya ringan namun berisi, alurnya dinamis, dan visualnya sesuai dengan estetika digital yang akrab bagi Gen Z.
Sinetron ini menjadi lebih dari hiburan—ia berfungsi sebagai medium edukasi emosional yang membantu remaja memahami diri sendiri dan orang lain di sekitar mereka.
7. Wanita Istimewa – SCTV: Menghormati Kekuatan Perempuan dalam Sunyi
Dalam Wanita Istimewa, SCTV menampilkan potret perempuan Indonesia yang tangguh, cerdas, dan penuh integritas. Protagonis utamanya, seorang ibu rumah tangga yang memutuskan kembali kuliah di usia 40 tahun, menjadi simbol perlawanan terhadap stigma bahwa perempuan “harus” tinggal di dapur dan urus anak.
Sinetron ini tidak hanya mengangkat isu kesetaraan gender, tapi juga menyoroti perjuangan perempuan dalam menyeimbangkan peran sebagai istri, ibu, dan individu yang punya mimpi sendiri. Narasinya mengalir dengan elegan, tanpa dramatisasi berlebihan, sehingga pesan moralnya tersampaikan secara halus namun kuat.
Wanita Istimewa adalah penghormatan bagi jutaan perempuan Indonesia yang bekerja keras dalam diam—dan membuktikan bahwa keistimewaan sejati bukan datang dari tampilan, tapi dari keteguhan hati dan keberanian untuk terus melangkah.
8. Mencintai Ipar Sendiri – RCTI: Drama Keluarga yang Menantang Norma
RCTI kembali menghadirkan drama keluarga dengan premis yang sensitif namun dikemas secara dewasa: Mencintai Ipar Sendiri. Sinetron ini tidak bermaksud membenarkan hubungan terlarang, melainkan mengeksplorasi kompleksitas emosi manusia yang sering kali berada di wilayah abu-abu.
Kisahnya mengikuti seorang janda muda yang merasa semakin dekat dengan iparnya setelah kematian sang suami. Konflik moral, rasa bersalah, dan pertanyaan tentang batas cinta dan keluarga menjadi inti cerita.
RCTI berhasil menghindari sensasionalisme, justru mengajak penonton merefleksikan betapa rumitnya perasaan manusia—dan betapa pentingnya komunikasi dalam menjaga keutuhan keluarga.
Dengan akting memukau dan narasi yang hati-hati, Mencintai Ipar Sendiri menjadi tontonan dewasa yang layak diapresiasi, bukan dihakimi.
9. P.O.V: Pasti Obrolan Viral – Trans7: Diskusi Santai yang Menggigit
Di tengah hiruk-pikuk konten viral yang cepat berlalu, P.O.V: Pasti Obrolan Viral hadir sebagai ruang diskusi yang santai namun tajam. Program ini mengundang narasumber dari berbagai latar belakang—psikolog, aktivis, selebriti, hingga warganet biasa—untuk membahas isu terkini dari berbagai sudut pandang.
Mulai dari tren TikTok yang kontroversial, isu gender, hingga fenomena sosial seperti “quiet quitting” atau FOMO, P.O.V menyajikan analisis yang ringan tapi mendalam. Gaya penyampaiannya tidak menggurui, justru mengajak penonton berpikir kritis sambil tetap terhibur.
Program ini membuktikan bahwa televisi masih bisa menjadi medium edukasi yang relevan—asalkan dikemas dengan kreativitas dan empati.
10. Kisah Nyata – Indosiar: Dokumenter Dramatisasi yang Menggugah Nurani
Tak lengkap rasanya membahas tayangan TV Indonesia tanpa menyebut Kisah Nyata. Program legendaris Indosiar ini terus menjadi favorit karena kemampuannya menyajikan kisah nyata dari masyarakat biasa dengan penghayatan yang luar biasa.












