Reaksi di Media Sosial
Film Merah Putih: One For All menjadi trending topic di platform X (Twitter) pada 10 Agustus 2025, berada di peringkat 40-an. Banyak YouTuber dan konten kreator melakukan reaction video terhadap trailer, yang sebagian besar bernada kritis.
Beberapa komentar warganet yang viral antara lain:
-
“Bapak harusnya sadar kalau ada orang yang mengkritik berarti ada celah yang perlu diperbaiki.”
-
“6,7M dibiayai negara cuma buat film animasi burik gini doang?”
-
“Biasanya orang tua emang begitu, nggak mau dikritik dan selalu merasa paling benar sendiri.”
Tanggapan Produser
Menanggapi kritik tersebut, Toto Soegriwo menyampaikan melalui akun Instagram pribadinya:
“Senyumin aja. Komentator lebih pandai dari pemain. Banyak yang mengambil manfaat juga kan? Postingan kalian jadi viral kan?”
Sayangnya, pernyataan ini justru memicu kemarahan sebagian warganet. Banyak yang merasa komentar tersebut menunjukkan sikap anti kritik dan tidak menghargai masukan publik.
Perbandingan dengan Film Animasi Indonesia Lainnya
Industri film animasi Indonesia telah melahirkan beberapa karya yang cukup dikenal:
-
Battle of Surabaya (2015) – Mengangkat kisah perjuangan kemerdekaan dengan visual cukup mumpuni untuk zamannya.
-
Jumbo – Mengusung kisah persahabatan dengan kualitas animasi yang mendapat apresiasi positif.
Dibandingkan dengan kedua film tersebut, Merah Putih: One For All menghadapi tantangan besar untuk membuktikan bahwa kualitas visual dan cerita dapat bersaing di pasar lokal maupun internasional.
Pentingnya Standar Kualitas di Industri Animasi Lokal
Kritik yang dialamatkan kepada film ini menjadi cermin bahwa penonton Indonesia kini semakin kritis terhadap kualitas karya anak bangsa. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh produsen animasi di tanah air meliputi:
-
Pengembangan naskah yang kuat dan relevan dengan penonton.
-
Kualitas animasi yang setara dengan standar internasional.
-
Manajemen waktu produksi yang memadai agar hasil maksimal.
-
Penggunaan teknologi terbaru untuk mempercepat proses animasi tanpa mengorbankan kualitas.
Meskipun kontroversi melingkupi perilisan Merah Putih: One For All, film ini tetap menjadi bagian penting dari perjalanan film animasi Indonesia. Tema nasionalisme yang diangkat diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk mencintai tanah air.
Dengan evaluasi menyeluruh dan keterbukaan terhadap kritik, diharapkan ke depan akan lahir film animasi lokal yang mampu bersaing dengan produksi luar negeri baik dari segi teknis maupun jalan cerita.
‘Merah Putih: One For All adalah cerminan tantangan yang dihadapi industri film animasi Indonesia: bagaimana menggabungkan pesan moral yang kuat dengan eksekusi teknis yang memuaskan. Respon publik terhadap film ini menjadi pelajaran berharga bagi semua kreator untuk terus meningkatkan kualitas dan menghargai masukan penonton. (*)












