Alih-alih dipuji, trailer animasi ini justru mencuri sorotan,bukan karena kualitasnya, melainkan serangkaian kejanggalan yang memicu kritik netizen.
7 Fakta Janggal Film Merah Putih: One For All
Berikut tujuh fakta mencolok yang diungkap publik:
1. Tampilan Animasi Terasa Kaku dan Asal-asalan
Warganet mengecam kualitas visual yang “creepy” dan jauh dari harapan. Banyak yang membandingkan film ini dengan animasi Jumbo, dan menyebut One For All sebagai “downgrade” dari standar animasi lokal yang semestinya lebih baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
2. Alur Cerita Terlalu Terburu-buru
Plot film yang sudah diceritakan secara gamblang hanya lewat trailer dianggap terlalu terbuka dan tidak membangun ketegangan secara efektif. Banyak yang merasa animasinya dipaksakan demi momentum HUT RI.
3. Diduga Gunakan Model 3D Stok dari Reallusion
Netizen menunjukkan kemiripan mencolok karakter dan latar dengan model 3D yang dijual di platform Reallusion. Beberapa terlihat hanya “dimodifikasi ringan”, menimbulkan pertanyaan soal orisinalitas desain.
4. Produksi Super Singkat, Hanya Sekitar 1 Bulan
Menurut produser, film mulai dikerjakan Juni 2025 dan dirilis Agustus, artinya masa produksi kurang dari sebulan. Perbandingan dengan Jumbo, yang butuh waktu bertahun-tahun dan ratusan kreator, semakin tajam.
5. Biaya Produksi yang Fantastis tapi Eksekusi Kurang
Film ini diketahui menelan anggaran sekitar Rp 6,7 miliar. Namun, hasil akhirnya menuai kritik tajam, memunculkan keraguan apakah dana besar ini digunakan tepat sasaran.
6. Produser Santai Menyambut Kritik Netizen
Produser Toto Soegriwo memilih merespons hujatan dengan santai: “Komentator lebih jago dari pemainnya. Lagi pula, kan kalian juga dapat untung? Postingannya jadi viral,” tulisnya di Instagram.
7. Pergulatan Identitas Rumah Produksi dan Transparansi
Merah Putih: One For All adalah produksi pertama Perfiki Kreasindo, yang menjadi sorotan karena minim informasi, website resmi bahkan hanya menampilkan “403 Forbidden”.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya