Tak lama setelah penyanderaan dimulai, pemimpin teroris yang bernama Salim menghubungi pihak berwenang dan menyampaikan tuntutannya.
Ia rupanya menuntut pembebasan 91 orang Arab yang ditahan oleh pemerintah Iran.
Bila permintaannya tidak dipenuhi, ia dan pasukannya mengancam bakal membunuh para sandera pada keesokan harinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Negosiasi pun dimulai. Max sempat menyampaikan kepada Salim bahwa ia akan membantunya demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Namun, Max meyakinkan Salim bahwa negaranya tidak punya kuasa untuk memaksa Iran membebaskan tahanannya.
Dari hasil negosiasi, Salim sedikit melunak. Meski tidak mengubah isi tuntutannya, ia memberi perpanjangan waktu hingga 48 jam.
Salim juga meminta disediakan kendaraan bus menuju bandara Heathrow agar ia bisa pergi dari sana setelah semuanya berakhir.
Di pihak lain, SAS terus menyelidiki para teroris dan gedung kedutaan yang dijadikan tempat penyanderaan.
Mereka mengetahui bahwa banyak ruangan di gedung tersebut telah dipasangi bom. SAS pun mulai menyusun strategi untuk melumpuhkan teroris sekaligus menyelamatkan sandera.
Negosiasi terus dilakukan selama berhari-hari dan berjalan cukup alot. Gara-gara hal itu pula, salah satu anak buah Salim yang tak sabaran akhirnya menembak seorang sandera hingga tewas.
Situasi makin memburuk dan Salim pun mengancam akan terus membunuh satu per satu sandera bila tuntutannya tidak segera dipenuhi.
Lalu bagaimana Max dan SAS mengatasi masalah ini demi menyelamatkan para sandera?
Halaman : 1 2