Akting Intens dan Sinematografi yang Menyentuh
Salah satu keunggulan Lakad terletak pada kualitas akting para pemain utamanya. Gold Aceron, yang sebelumnya dikenal lewat perannya dalam serial drama remaja.
Menunjukkan kedalaman emosional yang mengejutkan sebagai suami yang terjebak antara rasa bersalah dan keinginan untuk memperbaiki hubungan.
Sementara itu, Paula Santos tampil memukau dengan kemampuannya menggambarkan kerapuhan seorang istri yang merasa terasing dalam rumah sendiri.
Vern Kaye, meski berperan sebagai karakter pendukung, berhasil mencuri perhatian dengan karisma dan kehadiran yang kuat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Interaksinya dengan Paula Santos dibangun secara halus, tanpa terkesan melodramatis, sehingga membuat ketegangan emosional terasa alami dan menggugah.
Sinematografi Lakad juga patut diacungi jempol. Dengan palet warna yang didominasi nuansa dingin di awal film—menggambarkan jarak emosional antar tokoh—perlahan warna hangat mulai muncul saat konflik mencapai puncak dan proses refleksi dimulai.
Penggunaan close-up ekspresi wajah, ruang sempit, serta musik latar yang minimalis namun sarat makna, turut memperkuat nuansa introspektif yang ingin disampaikan sutradara.
Disutradarai oleh Sutradara Pendatang Baru dengan Gaya Khas
Lakad disutradarai oleh Dinda Purnama, sineas muda yang sebelumnya dikenal lewat karya-karya pendeknya yang viral di platform digital.
Dengan Lakad, Dinda membuktikan bahwa ia mampu mengangkat tema rumit seperti krisis pernikahan dengan pendekatan yang jujur, tanpa dramatisasi berlebihan.
Ia mengatakan dalam wawancara eksklusif bahwa film ini terinspirasi dari pengamatan pribadinya terhadap banyak pasangan muda di sekitarnya.
“Saya melihat begitu banyak pasangan yang masih mencintai, tapi mereka kehilangan cara untuk menunjukkan cinta itu. Mereka sibuk, lelah, dan akhirnya terbiasa dengan keheningan. Lakad adalah cermin dari itu,” ujar Dinda.
Makna di Balik Judul “Lakad”
Judul Lakad sendiri diambil dari kata dalam bahasa daerah yang berarti “langkah” atau “perjalanan”.
Kata ini dipilih bukan hanya sebagai metafora perjalanan rumah tangga, tetapi juga sebagai simbol dari usaha yang harus dilakukan setiap pasangan untuk terus melangkah, bahkan ketika jalan terasa berat.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya