Simempar menawarkan pengalaman unik dengan tiga air terjun yang lokasinya berdekatan, dengan keunikannya tersendiri. Ada air terjun dengan ketinggian 20 meter hingga 100 meter dengan pesona yang memukau.
“Sangat disarankan bagi pengunjung untuk menggunakan perlengkapan yang sesuai untuk keamanan. Jalur trekking di sini cukup licin dengan akar-akar pohon yang tajam,” ujar Eko.
Untuk menikmati keindahan air terjun pertama, pengunjung harus menempuh perjalanan trekking selama 1,5 hingga 2 jam. Namun, perlu berhati-hati karena akan melintasi hutan yang terjal dan cukup menantang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menikmati petualangan di bawah pohon rimbun sangat menantang fisik, tetapi akan menghadirkan pengalaman baru.
Guna menjamin keselamatan pengunjung, pihak pengelola telah mempersiapkan berbagai mitigasi, salah satunya dengan memasang tali pengaman yang kuat di sepanjang jalur trekking untuk membantu pengunjung mengatasi medan yang berbahaya.
3. Mata Kucing, Kisah Mistis di Balik Keindahan Alam
Di tengah hutan Simempar yang mempesona dan pepohonan pinus yang menjulang, suasana gelap akibat rindangnya dedaunan, terselip cerita mistis yang melegenda.
Menyusuri hutan lebat Simempar bukan sekadar petualangan biasa, ini tentang menyelami perjalanan spiritual yang meremang.
Suasana tersebut hadir bersamaan dengan keindahan air terjun kedua yang dijuluki sebagai Air Terjun Mata Kucing.
Di balik keindahannya, air terjun ini menyimpan cerita yang menguar di kalangan penduduk sekitar. Pada malam hari, kata mereka, air terjun ini pernah memancarkan cahaya biru pekat yang mirip dengan mata kucing yang bersinar.
Legenda ini juga dirasakan para pengalaman-pengalaman turis dan penduduk setempat yang sering merasakan keajaiban di tempat ini.
Untuk menjaga keasrian dan keindahan alam, pengelola akan meminta para pengunjung agar menjaga kebersihan dan sikap saat berada di sana.
Hal ini telah menjadi keyakinan bahwa setiap tindakan dapat mempengaruhi harmoni alam, mengutip kata Eko, seorang penjaga hutan lokal.
“Tempat ini memiliki aturan konservasi yang jelas. Pengelola memegang kepercayaan penduduk setempat jika di sini mistis dan ada penjaganya,” kata Eko.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya