Scroll untuk baca artikel
Hukum & Kriminal

Kontras Minta Usut Tuntas Penembakan Remaja di Belawan: Jangan Sampai Korban Dibunuh 2 Kali

×

Kontras Minta Usut Tuntas Penembakan Remaja di Belawan: Jangan Sampai Korban Dibunuh 2 Kali

Sebarkan artikel ini
Penembakan di Belawan
Kasus penembakan di Belawan. Foto Ilustrasi: Pixabay

Oleh sebab itu, lanjutnya, sebelum fakta yang sebenarnya terungkap, pihaknya masih berpegang pada informasi jika tindakan AKBP Oloan Siahaan menembak korban karena alasan mendapat penyerangan terlebih dahulu.

Namun, Komisi A DPRD Sumut belum berani untuk melakukan pemanggilan ataupun menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) untuk membahas kasus penembakan warga sipil itu.

Alasannya sama, karena pihaknya masih menunggu hasil pengungkapan dari pihak kepolisian, guna menghindari spekulasi berlebih dari semua pihak khususnya masyarakat.

“Kami juga berharap kasus ini harus terbuka secara terang kepada publik, supaya tidak ada prasangka buruk. Karena peristiwa ini perlu dibuka secara kronologisnya, guna melihat apakah pihak Polres Belawan melakukan (menembak) itu sesuai dengan SOP atau tidak,” ujar Zeira.

Setelah proses pengungkapan dari pihak kepolisian selesai, kata Zeira, Komisi A akan memanggil pihak terkait dalam hal ini Kapolres Belawan untuk melihat secara komperehensif kasus tersebut.

“Kami akan memanggil yang bersangkutan, tapi kita tunggu hasil internal kepolisian terlebih dahulu,” pungkasnya.

Baca Juga  KontraS Sumut Soroti Kriminalisasi Aktivis dengan Buku sebagai Barang Bukti: "Tidak Masuk Akal dalam Negara Demokrasi"

Kapolres Belawan Mengaku Diserang

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Kapolres Belawan AKBP Oloan Siahaan menyebutkan peristiwa terjadi saat mobil yang ditumpanginya melintas di Jalan Tol Belmera. Namaun, mobil yang mereka diserang secara brutal oleh kelompok pemuda yang sedang tawuran.

Saat itu sekitar pukul 02.30 WIB, mereka diadang oleh sekelompok pemuda. Para pengadang itu disebut mengacungkan senjata tajam kearah mobil AKBP Oloan Siahaan.

Bukan hanya itu, para pemuda itu juga disebut menyerang mobil dinas dengan cara melempar batu, petasan roket, hingga mengejar kendaraan dinas polisi.

AKBP Oloan juga mengaku telah memberi peringatan setelah dirinya akan diserang oleh para pemuda menggunakan senjata tajam. Dia berhasil menghindar.

Kemudian, dengan alasan keselamatan AKBP Oloan melepaskan tembakan dan mengenai remaja bernama Muhammad Syuhada. Peluru disebut mengenai bagian perut dan mengenai seorang korban remaja lainnya berinisial B, 17 tahun.

Akibatnya, Muhammad Syuhada tewas, sementara B tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *