Topikseru.com – Malam yang seharusnya diisi dengan gema zikir dan shalawat dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW berubah menjadi mimpi buruk bagi Q (13), seorang anak laki-laki, anak yatim yang baru sebulan menetap di Desa Laudendang, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
Pada Sabtu (20/9/2025) malam lalu, Q diduga menjadi korban kekerasan seksual oleh seorang pria dewasa yang mengancamnya dengan sebilah parang.
Kini, dengan wajah yang masih menyimpan trauma mendalam, Q didampingi ibunya, R, saat menceritakan perjuangannya mencari keadilan kepada topikseru, Selasa (23/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kasus ini telah dilaporkan ke Polrestabes Medan, dan keluarga berharap proses hukum dapat berjalan cepat untuk menangkap pelaku serta mengembalikan rasa aman bagi anak-anak di lingkungan mereka.
Kisah pilu ini bermula saat perayaan Maulid Nabi tengah berlangsung di sebuah mushalla di desa mereka. Q bersama seorang temannya, I, memutuskan untuk menunggu teman-teman lainnya di sebuah gubuk yang tak jauh dari lokasi acara.
Namun, ketenangan mereka sirna ketika dua orang pria dewasa, salah satunya diidentifikasi sebagai Ilham (sekitar 30 tahun), seorang warga sekitar, menghampiri mereka.
Menurut penuturan R, saat menjelaskan kronologi kejadian kepada topikseru, pelaku langsung melontarkan tuduhan tak berdasar.
“Pelaku bertanya, ‘Ngapain kalian di situ? Sabu kalian? Mencuri kalian?’,” ujar R menirukan cerita anaknya. Dengan polos, kedua bocah itu menjawab, “Nggak ada, Om.”
Rasa takut mulai menyelimuti keduanya. I, teman Q, berhasil lebih dulu melarikan diri, meninggalkan Q yang saat itu sedang buang air kecil. Ketika Q mencoba menyusul, tangannya dicengkeram kuat oleh kedua pria tersebut dan ia pun dibawa paksa.
Modus Tawaran Pekerjaan
Di tengah kepanikan, pelaku mencoba membujuknya dengan tawaran pekerjaan. “‘Kamu mau saya suruh kerja?’ tanya pelaku. Anak saya menjawab, ‘Kerja apa, Om?’. Karena di bawah ancaman dan takut nyawanya melayang, anak saya terpaksa menurut,” lanjut R dengan suara bergetar.
Q kemudian dibawa ke sebuah rumah kosong yang gelap. Di tempat itulah, mimpi terburuknya menjadi kenyataan. Pelaku memaksanya melakukan perbuatan asusila dengan dipaksa untuk memegang dan memainkan alat kelamin pelaku hingga dipaksa melakukan oral seks.”‘Pegang dulu ini’,” kata R, mengulangi perkataan pelaku yang diceritakan anaknya
“Anak saya bercerita, sajam sudah dilekatkan di lehernya. Dia sangat ketakutan. Kalau dia tidak menuruti kemauan pelaku, dia diancam pelaku” ungkap R kepada Topikseru dengan mata yang berkaca-kaca.
Sementara Q mengalami peristiwa traumatis itu, I yang berhasil kabur segera berlari kembali ke mushalla dan memberitahukan teman-temannya yang lain. “Itu si Q tolongin!” seru I. Sontak, teman-teman Q berhamburan mencari dan memanggil namanya dengan keras.
Penulis : Mangara Wahyudi
Editor : Muchlis
Halaman : 1 2 Selanjutnya