Teriakan itu menjadi penyelamat Q. Mendengar namanya dipanggil, ia mendapatkan keberanian untuk melepaskan diri dan berlari sekuat tenaga menuju rumahnya.
Setibanya di rumah, Q langsung memeluk ibunya dengan wajah pucat pasi. “Mak, aku tadi diapain sama Om-om. Aku nggak kenal Om itu siapa. Aku dibawa ke rumah kosong, aku dipaksa, Mak. Kalau aku nggak ikutin, aku diancam, sajam sudah di leher, Mak,” adu Q, seperti yang diceritakan kembali oleh ibunya.
Mendengar pengakuan putranya, R segera berlari keluar untuk mencari pelaku, namun ia telah menghilang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perjuangan Mencari Keadilan di Tengah Keterbatasan
Keesokan harinya, Minggu (21/9), tanpa membuang waktu, R melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Medan. Pihak kepolisian kemudian mengeluarkan surat pengantar untuk dilakukan visum et repertum (visum), yang menurut keterangan R telah dijalani korban.
Namun, perjuangan R mencari keadilan tidaklah mudah. Sebagai pendatang baru didaerah tersebut dengan kondisi ekonomi yang sulit, ia mengaku menghadapi banyak kendala.
“Saya tidak terima anak saya dibegitukan. Warga di sini mendukung saya, tapi saya tidak punya uang untuk visum. Jangankan untuk visum, untuk makan saja saya kadang tidak ada,” keluhnya pilu kepada topikseru.
Dia pun memohon uluran tangan untuk membantu mengawal kasus ini hingga tuntas. “Kalau media ingin bantu, bantulah saya, supaya kasus ini terungkap. Anak saya sampai trauma berat sekarang. Kami ini baru sebulan di sini,” tuturnya.
Kejadian ini, menurut R, telah menimbulkan keresahan mendalam di kalangan warga. Gubuk tempat kejadian awal sering kali menjadi lokasi mangkal pelaku dan dilalui oleh anak-anak yang hendak pergi mengaji atau sekolah.
“Harapan saya cuma satu, agar pelaku segera ditangkap dan dihukum setimpal. Supaya warga di sini bisa tenang, anak-anak tidak lagi was-was saat mau pergi mengaji atau sekolah. Jangan sampai ada korban-korban lain,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak keluarga masih menunggu hasil resmi visum dari rumah sakit. Kasus ini sedang dalam penanganan Polrestabes Medan, dan masyarakat berharap ada tindakan cepat dari aparat untuk memulihkan rasa aman di lingkungan mereka.
Penulis : Mangara Wahyudi
Editor : Muchlis
Halaman : 1 2