Scroll untuk baca artikel
Hukum & Kriminal

KPK Bongkar Dugaan Jual Beli Kuota Haji Petugas Kesehatan! Layanan Jemaah Terancam, Kerugian Negara Capai Rp 1 Triliun

×

KPK Bongkar Dugaan Jual Beli Kuota Haji Petugas Kesehatan! Layanan Jemaah Terancam, Kerugian Negara Capai Rp 1 Triliun

Sebarkan artikel ini
Kuota haji
Potret Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi yang bertugas di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, Selasa (4/7).

Selain itu, KPK juga telah mencegah tiga orang bepergian ke luar negeri, salah satunya Yaqut Cholil Qoumas, guna memperlancar proses penyidikan.

400 Biro Perjalanan Diduga Terlibat

Pada 18 September 2025, KPK mengungkapkan bahwa sedikitnya 13 asosiasi dan 400 biro perjalanan haji diduga terlibat dalam skema pengaturan dan jual beli kuota.

Modusnya mencakup manipulasi alokasi kuota tambahan dari Pemerintah Arab Saudi, serta penukaran kuota petugas dan jemaah reguler untuk keuntungan finansial.

DPR RI Pansus Haji: Banyak Kejanggalan

Di sisi lain, Pansus Angket Haji DPR RI juga menemukan sejumlah kejanggalan dalam pembagian 20.000 kuota tambahan tahun 2024.

Menurut DPR, Kemenag membagi secara tidak proporsional, 10.000 untuk haji reguler dan 10.000 untuk haji khusus, padahal Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 menegaskan kuota haji khusus hanya boleh 8 persen, sementara 92 persen untuk jemaah reguler.

Baca Juga  Kasus Kuota Haji, KPK Geledah Direktorat Haji Kemenag, Tabir Dugaan Korupsi Terus Ditelusuri

“Pembagian 50-50 ini melanggar undang-undang dan berpotensi memperkaya segelintir pihak di biro haji tertentu,” ujar salah satu anggota Pansus Angket Haji.

KPK: Akan Usut Sampai ke Akar

Budi menegaskan, penyidik KPK akan menelusuri seluruh aliran dana dan pihak yang diuntungkan dari praktik jual beli kuota haji, termasuk kemungkinan keterlibatan pejabat tinggi di Kemenag.

“Itu sudah menjadi fokus kami. Kami akan bongkar semua jaringan yang bermain di dalam kuota haji ini,” katanya.

Kasus ini menjadi ujian serius bagi reformasi tata kelola haji nasional, sekaligus memperlihatkan betapa mahalnya biaya integritas dalam sektor yang seharusnya menjadi simbol kejujuran dan pelayanan umat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *