“Kesalahan anggotanya diakui, dan proses pemeriksaan langsung dijalankan tanpa perlu laporan tambahan dari kami,” ujarnya.
Iskandar ST menilai, sikap terbuka pimpinan Polrestabes dan Polda Sumut menunjukkan bahwa Polri masih memiliki pemimpin yang berani bertanggung jawab.
Dorong Disiplin dan Pengawasan Publik
Meski sudah menerima permintaan maaf, Iskandar menegaskan perjuangannya lewat surat somasi bukan untuk menyerang institusi Polri, melainkan menuntut perbaikan internal.
“Pemulihan nama baik sudah selesai. Sekarang tinggal komitmen menegakkan disiplin di internal. Masyarakat perlu tahu bahwa ada tindakan nyata terhadap oknum,” tegasnya.
Iskandar juga mengingatkan pentingnya pengawasan publik terhadap proses penegakan disiplin, agar kasus serupa tidak terulang.
“Yang kita dorong bukan sekadar permintaan maaf, tapi reformasi perilaku aparat. Supaya masyarakat kembali percaya bahwa polisi hadir melindungi, bukan menakuti,” pungkasnya.
Kasus salah tangkap Iskandar sempat menyita perhatian publik Sumatera Utara lantaran melibatkan salah satu pimpinan partai besar. Publik kini menanti langkah nyata kepolisian dalam menegakkan disiplin internal dan mengungkap sosok “Iskandar” asli yang menjadi buron sebenarnya.