Dia ingin memastikan Polisi kembali terlihat di tengah masyarakat, bukan hanya terdengar lewat konferensi pers.
Warga Kian Resah
Warga sekitar berharap aksi ini tak hanya simbolik. Riszha, warga Lau Dendang yang bekerja di toko obat kawasan HM Yamin, mengaku sering cemas saat pulang malam.
“Kalau pulang lewat jam 11 malam sepi sekali. Banyak yang takut begal. Mudah-mudahan polisi benar-benar patroli tiap malam,” ujarnya.
Keadaan ini menggambarkan keresahan yang nyata. Di beberapa titik perbatasan Medan-Deli Serdang, aktivitas warga menurun drastis setelah pukul 23.00 WIB.
Antara Simbol dan Aksi Nyata
Langkah Calvijn berkantor langsung di Polsek Tembung memang diapresiasi, tapi publik menunggu hasil konkret di lapangan.
Pengamat menilai, kehadiran pimpinan harus dibarengi dengan peningkatan patroli malam, penegakan hukum tegas, dan komunikasi publik yang kuat.
Tanpa itu, efek kehadiran Kapolrestabes bisa cepat meredup.
“Hukum tak boleh kalah cepat dari pelaku. Polri tidak akan biarkan pelaku bersembunyi di wilayah mana pun,” tegas Calvijn menutup arahannya.
Kini masyarakat masih menunggu, apakah kehadiran Kapolrestabes di “markas panas” Medan Tembung benar-benar menurunkan angka kejahatan, atau hanya jadi penegasan sesaat.












