Topikseru.com – Maraknya pencurian kabel, besi, hingga kusen kayu di sejumlah titik Kota Medan ternyata bukan sekadar aksi kriminal berskala kecil. Polrestabes Medan mengungkap adanya jaringan rantai pasok terorganisir yang memanfaatkan harga jual rendah namun perputaran cepat, sehingga praktik kejahatan itu terus berulang dan menimbulkan keresahan warga.
Keterangan itu disampaikan Kapolrestabes Medan, Kombes Jean Calvijn Simanjuntak, dalam konferensi pers di lokasi Botot Samuel, Jalan H. Anif, Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Senin (3/11/2025).
Menurutnya, para pelaku pencurian tidak lagi bertindak sendirian, mereka memasok barang curian kepada penadah atau “botot” yang membeli dalam jumlah banyak.
“Untuk besi, rata-rata dijual Rp 5.000 sampai Rp6.000 per kilogram. Sementara rayap kayu, seperti kusen dan bahan bangunan lain, dijual sekitar Rp 200.000 sampai Rp 250.000 per unit,” kata Jean Calvijn.
Nilai per unit terlihat kecil, tetapi menurut polisi transaksi berlangsung terus-menerus di banyak titik sehingga total kerugian menjadi signifikan.
Dalam sebulan, frekuensi pencurian logam dan kayu dikategorikan tinggi dan sering kembali terjadi di lokasi yang sama, menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus.
“Kelihatannya sederhana, tapi masif dan berulang. Ini yang membuat keresahan warga tidak kunjung selesai,” ujar Calvijn, menggambarkan dampak psikologis dan ekonomi di komunitas terdampak.
Dijual Lewat Marketplace dan Media Sosial
Penyelidikan polisi menemukan bahwa sebagian hasil curian diedarkan kembali melalui platform online, marketplace dan media sosial.
Beberapa penadah memasang barang seperti besi, tangki gas, hingga material rumah tangga secara daring seolah-olah barang itu legal dan aman untuk dibeli.












