“Alhamdulillah, korban sudah kembali dan kondisinya sehat. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan,” jelasnya.
Pemeriksaan medis dilakukan setibanya di Makassar. Polisi memastikan tidak ada luka fisik di tubuh korban.
Jaringan Perdagangan Anak Terungkap
Dari pengungkapan kasus, penyidik mengamankan beberapa pelaku dengan peran berbeda:
- Pelaku SY di Makassar, diduga menjual korban seharga Rp 5 juta.
- Pelaku NH, yang membawa korban ke Jambi lalu menawarkan kepada M.
- Pelaku M dan APS di Merangin, Jambi, yang meneruskan transaksi ke jaringan SAD.
Menyedihkan, M dan APS mengaku telah melakukan transaksi sembilan kali.
Korban kemudian diserahkan kepada pelaku LN, warga Suku Anak Dalam, yang akhirnya memberikan Bilqis ke pelaku BGN.
Proses Penyelamatan Dramatis
Pihak kepolisian tidak bergerak sendiri. Mereka melibatkan Temenggung Sikar, pemimpin adat Suku Anak Dalam, untuk meredakan situasi.
Negosiasi sempat berjalan alot. Pelaku BGN menolak menyerahkan korban tanpa imbalan. Polisi akhirnya harus menebus Rp 100 juta demi keselamatan Bilqis.
Setelah diserahkan, pelaku lain yang panik akibat viralnya kasus, berhasil dibekuk di wilayah Kabupaten Kerinci.
Turun Kelas ke Sindikat
Temuan ini memicu kecurigaan polisi bahwa ada:
- Transaksi rutin jual beli anak,
- Jaringan terstruktur,
- Target keluarga berpenghasilan rendah.
- Penyidikan lebih lanjut masih berlangsung.
Rasa Syukur Sang Ayah
Tidak banyak kata yang mampu diucapkan Dwi saat memeluk putrinya.
“Terima kasih untuk kepolisian, masyarakat, semuanya yang sudah mendoakan,” ujarnya.
Menurutnya, pertemuan ini adalah mukjizat.
Polisi Imbau Waspada
Kepolisian mengingatkan agar orang tua:
- Tidak lengah saat anak bermain,
- Mengenalkan edukasi keamanan diri,
- Melapor cepat jika anak menghilang.
Kasus serupa semakin sering terjadi, baik untuk eksploitasi maupun adopsi ilegal.






