ABK di Sibolga Meninggal Diduga Usai Dikeroyok, Istri Tuntut Keadilan

Kamis, 26 September 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Asilia Laia, istri korban meninggal diduga akibat pengeroyokan saat mendatangi Polairud Sibolga. Foto: Topikseru.com/ Jasman Julius

Asilia Laia, istri korban meninggal diduga akibat pengeroyokan saat mendatangi Polairud Sibolga. Foto: Topikseru.com/ Jasman Julius

TOPIKSERU.COM, SIBOLGA – Asilia Laia (40) terduduk lesu saat bertemu sejumlah awak media di Sibolga, Kamis (26/9).

Ia memendam sedih mendalam. Sesekali matanya memandang kosong. Asilia, belum lama ini mendapati kabar, sang Suami, Baharuddin Buulolo (41) meninggal dunia.

Duka berat yang ia alami, bukan hanya sebab kembalinya sang suami kepada sang khalik. Tapi, sebab kematiannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Baharuddin, menghembuskan nafas terakhirnya tak lama setelah mengalami pengeroyokan dari 4 rekan kerjanya.

Asilia menuturkan, suaminya itu bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di kapal KM Sinar Terang. Beberapa waktu lalu, ia dan kapal yang dinahkodai Guntur Ismanto berlayar ke tengah lautan.

“Saat di tengah laut itulah kejadiannya, suami saya berkelahi, tepatnya ya dikeroyok empat orang,” ucap Asilia.

Usai perkelahian itu, nahkoda kapal lantas memulangkan korban dan 4 ABK lainnya. Nahkoda, pun melaporkan kejadian itu kepada Polairud Sibolga.

Diceritakan, empat pelaku pengeroyokan sempat ditahan pihak Polairud Sibolga, atas laporan kepolisian yang dibuat pada tanggal 6 September.

Sementara itu, Baharuddin sempat dirawat di rumah sakit, sebelum akhirnya meninggal tepatnya 15 September 2024.

Sebelum kematian Baharuddin, kasus tersebut sempat dimediasi anggota DPRD Sibolga, Jamil Zeb Tumori. Perdamaian pun dilakukan, dan keempat pelaku pengeroyokan dibebaskan.

Diduga Dikebumikan Dengan Cara tak Layak

Mendengar kabar kematian sang suami, Asilia lantas kembali ke Sibolga. Dengan harapan, kasus kematian suaminya dapat terungkap.

“Saya datang dari Jakarta karena kerja disana. Ini ingin mencari keadilan terkait penganiayaan yang mengakibatkan suami saya meninggal dunia,” ucap Asilia.

Selain soal kematian sang suami, Asilia pun mengaku tidak terima dengan proses pengebumian suaminya itu. Jenazah Baharuddin, dikebumikan di pekuburan muslim, padahal korban menganut agama Nasrani.

Tidak berhenti disitu, Asilia pun mengaku aneh, sebab saat berziarah ke makam suaminya, ia mengaku mencium aroma busuk.

“Saat ziarah saya masih mencium bau busuk, di areal pemakaman suami saya dan sepertinya kuburannya tidak terlalu dalam,” tutur Asilia.

Asilia dan Kuasa Hukum Datangi Polairud

Asilia saat ini meminta pendampingan pengacara dari Posbakum, Pengadilan Negeri Sibolga. Tepatnya, dari pengacara Parlaungan Silalahi.

Usia penunjukan itu, Asilia dan pengacaranya mendatangi Polairud Sibolga di komplek PPN Sibolga.Disana, mereka bertemu dengan Kasat Polairud, Syahrizal.

“Kedatangan kami dan isteri korban, terkait penganiayaan yang terjadi di kapal, dan mengakibatkan korban meninggal,” ujar Parlaungan membuka pertemuan.

Parlaungan menjelaskan, pihaknya juga menyayangkan perdamaian antara korban dan pelaku. Menurutnya, perdamaian itu tergesa-gesa. Apalagi mengingat korban yang masih dalam perawatan di rumah sakit.

“Ini terlihat dari tanda tangan korban dengan sidik jari, satupun dari keluarga korban tidak ada yang menandatangani,” pungkas Parlaungan.

Parlaungan juga menyoal isi surat perdamaian. Ia mengungkapkan, dalam surat perdamaian tertulis, kejadian tersebut terjadi akibat lego jangkar.

“Apa lebam-lebam yang ada di bagian wajah dan badan korban akibat lego jangkar,” selidiknya.

Sementara itu, Kasat Polairud Sibolga, Syahrizal tidak membantah kasus tersebut telah diselesaikan dengan perdamaian. Atas dasar perdamaian itu pula, 4 pelaku pengeroyokan dibebaskan pihaknya.

Jenazah Diminta di Autopsi

Usia pertemuan dengan Polairud, Parlaungan menegaskan akan mendesak kasus ini agar dibuka kembali. Para pelaku, menurut dia harus ditangkap kembali.

Ia juga menyebut, pihaknya menuntut dilakukannya autopsi terhadap jenazah korban.

“Harapan saya kiranya para tersangka ditangkap kembali, dan korban di otoupsi ulang,” tegas Parlaungan diamini Asilia.

Penulis : Jasman Julius

Editor : Damai Mendrofa

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kasus TPPO di Medan: Githa Rubyanah Dituntut 8 Tahun Penjara karena Kirim Pekerja Migran Ilegal ke Malaysia
Polisi Amankan Bus Pariwisata ALS yang Kecelakaan di Tol Padang-Sicincin, Dua Tewas dan 29 Luka
Kematian Jurnalis Medan Nico Saragih, LBH Medan Desak Polisi Ungkap Penyebabnya
KontraS Kritisi Penangkapan Delpedro Marhaen: Kriminalisasi Aktivis HAM
Korupsi Rp 1,8 Miliar, Mantan Kadis Kominfo Sumut Divonis 16 Bulan Penjara dan Denda Rp 100 Juta
PN Medan Vonis Mati Kurir Bawa 4.833 Ekstasi, Hakim: Tak Ada yang Meringankan
Nadiem Makarim Jadi Tersangka Kejagung, KPK Tetap Kejar Kasus Google Cloud, Kecolongan?
Syahroni dan Keluarganya Dibunuh! Mayatnya Dikubur Satu Liang di Sebuah Rumah di Indramayu

Berita Terkait

Senin, 8 September 2025 - 18:48

Kasus TPPO di Medan: Githa Rubyanah Dituntut 8 Tahun Penjara karena Kirim Pekerja Migran Ilegal ke Malaysia

Senin, 8 September 2025 - 14:27

Polisi Amankan Bus Pariwisata ALS yang Kecelakaan di Tol Padang-Sicincin, Dua Tewas dan 29 Luka

Sabtu, 6 September 2025 - 14:17

Kematian Jurnalis Medan Nico Saragih, LBH Medan Desak Polisi Ungkap Penyebabnya

Jumat, 5 September 2025 - 23:38

KontraS Kritisi Penangkapan Delpedro Marhaen: Kriminalisasi Aktivis HAM

Jumat, 5 September 2025 - 18:59

Korupsi Rp 1,8 Miliar, Mantan Kadis Kominfo Sumut Divonis 16 Bulan Penjara dan Denda Rp 100 Juta

Berita Terbaru