TOPIKSERU.COM, SIBOLGA – Asilia Laia (40) terduduk lesu saat bertemu sejumlah awak media di Sibolga, Kamis (26/9).
Ia memendam sedih mendalam. Sesekali matanya memandang kosong. Asilia, belum lama ini mendapati kabar, sang Suami, Baharuddin Buulolo (41) meninggal dunia.
Duka berat yang ia alami, bukan hanya sebab kembalinya sang suami kepada sang khalik. Tapi, sebab kematiannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baharuddin, menghembuskan nafas terakhirnya tak lama setelah mengalami pengeroyokan dari 4 rekan kerjanya.
Asilia menuturkan, suaminya itu bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di kapal KM Sinar Terang. Beberapa waktu lalu, ia dan kapal yang dinahkodai Guntur Ismanto berlayar ke tengah lautan.
“Saat di tengah laut itulah kejadiannya, suami saya berkelahi, tepatnya ya dikeroyok empat orang,” ucap Asilia.
Usai perkelahian itu, nahkoda kapal lantas memulangkan korban dan 4 ABK lainnya. Nahkoda, pun melaporkan kejadian itu kepada Polairud Sibolga.
Diceritakan, empat pelaku pengeroyokan sempat ditahan pihak Polairud Sibolga, atas laporan kepolisian yang dibuat pada tanggal 6 September.
Sementara itu, Baharuddin sempat dirawat di rumah sakit, sebelum akhirnya meninggal tepatnya 15 September 2024.
Sebelum kematian Baharuddin, kasus tersebut sempat dimediasi anggota DPRD Sibolga, Jamil Zeb Tumori. Perdamaian pun dilakukan, dan keempat pelaku pengeroyokan dibebaskan.
Diduga Dikebumikan Dengan Cara tak Layak
Mendengar kabar kematian sang suami, Asilia lantas kembali ke Sibolga. Dengan harapan, kasus kematian suaminya dapat terungkap.
“Saya datang dari Jakarta karena kerja disana. Ini ingin mencari keadilan terkait penganiayaan yang mengakibatkan suami saya meninggal dunia,” ucap Asilia.
Selain soal kematian sang suami, Asilia pun mengaku tidak terima dengan proses pengebumian suaminya itu. Jenazah Baharuddin, dikebumikan di pekuburan muslim, padahal korban menganut agama Nasrani.
Tidak berhenti disitu, Asilia pun mengaku aneh, sebab saat berziarah ke makam suaminya, ia mengaku mencium aroma busuk.
“Saat ziarah saya masih mencium bau busuk, di areal pemakaman suami saya dan sepertinya kuburannya tidak terlalu dalam,” tutur Asilia.
Asilia dan Kuasa Hukum Datangi Polairud
Asilia saat ini meminta pendampingan pengacara dari Posbakum, Pengadilan Negeri Sibolga. Tepatnya, dari pengacara Parlaungan Silalahi.
Usia penunjukan itu, Asilia dan pengacaranya mendatangi Polairud Sibolga di komplek PPN Sibolga.Disana, mereka bertemu dengan Kasat Polairud, Syahrizal.
“Kedatangan kami dan isteri korban, terkait penganiayaan yang terjadi di kapal, dan mengakibatkan korban meninggal,” ujar Parlaungan membuka pertemuan.
Parlaungan menjelaskan, pihaknya juga menyayangkan perdamaian antara korban dan pelaku. Menurutnya, perdamaian itu tergesa-gesa. Apalagi mengingat korban yang masih dalam perawatan di rumah sakit.
“Ini terlihat dari tanda tangan korban dengan sidik jari, satupun dari keluarga korban tidak ada yang menandatangani,” pungkas Parlaungan.
Parlaungan juga menyoal isi surat perdamaian. Ia mengungkapkan, dalam surat perdamaian tertulis, kejadian tersebut terjadi akibat lego jangkar.
“Apa lebam-lebam yang ada di bagian wajah dan badan korban akibat lego jangkar,” selidiknya.
Sementara itu, Kasat Polairud Sibolga, Syahrizal tidak membantah kasus tersebut telah diselesaikan dengan perdamaian. Atas dasar perdamaian itu pula, 4 pelaku pengeroyokan dibebaskan pihaknya.
Jenazah Diminta di Autopsi
Usia pertemuan dengan Polairud, Parlaungan menegaskan akan mendesak kasus ini agar dibuka kembali. Para pelaku, menurut dia harus ditangkap kembali.
Ia juga menyebut, pihaknya menuntut dilakukannya autopsi terhadap jenazah korban.
“Harapan saya kiranya para tersangka ditangkap kembali, dan korban di otoupsi ulang,” tegas Parlaungan diamini Asilia.
Penulis : Jasman Julius
Editor : Damai Mendrofa