TOPIKSERU.COM, MEDAN – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Sumatera Utara (Sumut) menemukan sejumlah fakta-fakta penting dalam peristiwa penyerangan prajurit TNI dari Batalyon Artileri Medan (Armed) terhadap warga di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang.
Peristiwa nahas yang terjadi pada Jumat (8/11) malam ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban meninggal dunia dan sejumlah korban luka-luka lainnya.
Selain menyebabkan korban, peristiwa penyerangan di Desa Selamat, pada Jumat malam ini juga menyisakan tanda tanya baik terkait motif, penyebab dan penanganan kasusnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Staf advokasi Kontras Sumut Ady Yoga Kemit mengatakan untuk mendapatkan informasi yang utuh terkait peristiwa tersebut, sekaligus sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Desa Selamat, Kontras Sumut melakukan investigasi.
Investigasi ini mereka lakukan sejak Senin (11/11) sampai dengan Minggu (17/11), dengan mengumpulkan data, melakukan observasi, menggali informasi dari korban, sakis dan sejumlah tokoh masyarakat, serta melakukan monitoring media secara berkala.
Berdasarkan hasil investigasi, Kontras Sumut menemukan sejumlah fakta-fakta penting yang tercantum dalam enam poin berikut ini:
1. Peristiwa Kunci
Ady Kemit mengatakan berdasarkan hasil penelusuran, mereka menemukan bahwa penyerbuan oleh prajurit TNI AD dari Batalyon Armeda 2/105 Kilap Sumagan yang menewaskan seorang warga dan puluhan lainnya luka-luka, terjadi dari rangkaian peristiwa sebelumnya yang saling terkait.
Dalam setiap rangkaian peristiwa tersebut memunculkan sebab-akibat yang menyebabkan meluasnya aktor dan ruang lingkup peristiwa.
Ady menyebut dalam peristiwa kunci ini ada beberapa rangkaian kejadian, mulai dari cekcok, sweeping, perlawanan masyarakat hingga muncul serangan yang membabi buta.
Peristiwa ini berawal dari cekcok dua prajurit Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan dengan D (19), warga Dusun Empat Cinta Adil, Desa Selamat.
Cekcok ini bermula saat dua prajurit pada Jumat (8/11) sore sedang jogging lalu menegur D dan rekan-rekannya yang diduga ugal-ugalan saat mengendarai sepeda motor RX King.
Tidak terima atas teguran kedua prajurit TNI AD itu, D bersama rekan-rekannya mencegat keduanya. D diduga memarahai, mengeluarakan kata-kata kasar, dan menantang kedua prajurit berkelahi. Selain itu, D juga mengatakan bahwa dirinya tidak takut dengan prajurit Armed.
Karena merasa kalah jumlah, kedua prajurit ini tidak merespons dan kembali ke barak.
“Peristiwa kedua, sekitar 10 prajurit Batalyon Armed 2/KS melakukan sweeping ke Dusun Empat Cnta Adil, Desa Selamat, untuk mencari keberadaan D dan rekan-rekannya,” kata Ady Kemit.
Aksi sweeping ini, lanjutnya, sebagai reaksi dari cerita yang dialami dua prajurit yang dimarahai dan ditantang oleh D.
Ady menjelaskan berdasarkan informasi yang mereka himpun dari masyarakat bahwa 10 prajurit yang melakukan sweeping mulai memasuki perkampungan pada sekira pukul 21.30 WIB.
Para prajurit ini teridentifikasi mengenakan pakaian sipil, mengendarai enam sepeda motor, membawa senjata seperti balok, parang dan celurit.
Sepanjang jalan menuju Desa Selamat, prajurit ini menggeber-geber sepeda motor. Mereka kemudian berhenti di sebuah warung, tepatnya berada di seberang Jambur Sada Nioga, lalu menanyakan keberadaan D dengan marah-marah sehingga menimbulkan keributan. Kericuhan berawal dari sini.
“Peristiwa ketiga adalah saat warga Dusun Empat Cinta Adil, Desa Selamat, merespons aksi sweeping oleh prajurit Yonarmed. Warga yang mendengar keributan oleh sekelompok orang dengan berpakaian sipil dan membawa senjata, menduga ada yang membuat onar di kampungnya,” ujar Ady Yoga Kemit.
Sejumlah warga yang tidak mengetahui bahwa sekelompok orang yang membuat keributan itu adalah prajurit dari Batalyon Armed, mulai mengejar mereka. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 21.40 WIB.
Lantaran kalah jumlah, kata Ady, prajurit TNI mundur dan berlarian kembali ke markas Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan yang jaraknya sekitar 1,7 kilometer. Dalam peristiwa ini sejumlah sepeda motor tertinggal dan beberapa prajurit ada yang lari bukan ke arah markas. Salah satunya ke warung kopi Gang Sari.
Selanjutnya, adalah fase keempat. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 22.15 WIB, prajurit Yonarmed 2/KS kembali melakukan penyerangan kepada warga desa. Serangan ini sebagai reaksi dari 10 orang prajurit yang melakukan sweeping karena dipukul mundur oleh warga.
“Pada fase keempat ini, serangan prajurit TNI dari Batalyon Armed dilakukan dalam jumlah besar, masif dan membabi buta. Mereka menggedor rumah, membacok, memiting, memukul, menginjak siapa saja warga yang masih ada di lokasi. Serangan di fase ini pula yang menyebabkan banyak korban berjatuhan,” kata Ady Kemit.
2. Misinformasi yang Berujung Fatal
Kontras Sumut mendapatkan fakta bahwa terjadi misinformasi di masing-masing pihak, baik pihak prajurit TNI dari Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan maupun dari warga Dusun Empat Cinta Adil, Desa Selamat.
Terjadinya misinformasi menjadi faktor penting untuk melihat peristiwa ini secara utuh.
Ady menjelaskan, misinformasi diterima oleh warga desa saat prajurit TNI melakukan sweeping untuk mencari D dan kawan-kawan. Warga menduga bahwa 10 prajurit TNI yang melakukan sweeping dengan berpakaian sipil, menenteng senjata tajam dan menggeber-geber motor, serta bertindak arogan, sebagai geng motor.
Sebaliknya, di pihak TNI setelah dipukul mundur warga saat aksi sweeping, menduga beberapa prajurit yang tidak kembali ke barak karena berlarian ke arah lain, sudah disekap oleh warga.
Penulis : Muchlis
Editor : Damai Mendrofa
Halaman : 1 2 Selanjutnya