TOPIKSERU.COM, MEDAN – Sejumlah orangtua siswa Yayasan Boarding School SMA Jabal Rahma Mulia mengaku menjadi korban dugaan penipuan masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ternama di Sumatera Utara.
Para korban mengaku mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah setelah anak mereka dijanjikan lolos seleksi.
Hal yang membuat mereka percaya, skema ini melibatkan oknum pihak sekolah yakni, eks Kepala sekolah dan Wakil kepala Sekolah sehingga terlihat lebih kredibel dan meyakinkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dugaan kasus ini mulai terungkap setelah beberapa orangtua melaporkan kehilangan uang dalam jumlah besar, setelah anak mereka tidak kunjung diterima di perguruan tinggi seperti yang dijanjikan.
Beberapa korban juga merasa terjebak karena informasi mengenai jalur ini datang dari lingkungan sekolah yang seharusnya menjadi sumber terpercaya.
Salah seorang orangtua siswa berinisial D, mengaku telah menyerahkan Rp 200 juta kepada seseorang perempuan yang mengklaim bisa membantu anaknya masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU).
Dia mengungkapkan bahwa tawaran tersebut datang dari bekas kepala sekolah Boarding School SMA Jabal Rahmah Mulia bernama, Achmad Sulu, yang kemudian memperkenalkan seorang perempuan bernama, Fika Yolanda Ramadhani.
“Saya dikenalkan kepada Fika dia katanya punya akses langsung ke jalur khusus di universitas. Sebab dia juga saat itu mantan manajer Bimbel Genza Education yang bekerja sama dengan sekolah. Informasi ini kami dapatkan dari lingkungan sekolah, jadi saya sama sekali tidak curiga, awalnya,” ucap D, saat diwawancarai Senin (3/2/2025).
D menjelaskan bahwa prosesnya dibuat seolah-olah resmi, mulai dari pengumpulan dokumen, formulir pendaftaran, hingga tahap pembayaran yang disebut sebagai dana komitmen.
Namun, setelah uang ditransfer, komunikasi dengan pihak yang menjanjikan jalur khusus tersebut semakin sulit. Sampai akhirnya, ketika pengumuman penerimaan mahasiswa baru tiba, anaknya tidak masuk dalam daftar mahasiswa yang diterima.
Hal serupa juga dialami korban lainnya, berinisial B, yang mengalami kerugian Rp150 juta. Ia menceritakan bahwa pihak yang menawarkan jalur ini mengetahui detail nilai dan prestasi akademik anaknya, skema yang sama dilakukan, namun B, dikenalkan kepada Fika melalui wakil kepala sekolah. Hal itu kemudian membuatnya yakin bahwa program tersebut benar-benar ada.
Penulis : Zei
Editor : Muchlis
Halaman : 1 2 Selanjutnya