Sunghay menegaskan bahwa serangan tanpa pandang bulu ini merupakan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional, khususnya prinsip pembedaan dan proporsionalitas dalam konflik bersenjata.
Krisis Pangan dan Tuduhan Pembersihan Etnis
PBB juga menyoroti krisis pangan akut yang melanda Gaza. Anak-anak mengalami gizi buruk, dan keluarga tidak lagi mampu menyediakan makanan. Kondisi ini, menurut Komisioner Tinggi HAM PBB Volker Turk, “setara dengan pembersihan etnis”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Israel menciptakan kondisi yang tidak sesuai dengan kelangsungan hidup kelompok masyarakat Palestina di Gaza,” kata Sunghay, mengutip pernyataan Turk.
Blokade Bantuan dan Seruan Gencatan Senjata
Sejak 2 Maret, Israel terus menutup akses penyeberangan untuk bantuan makanan, medis, dan kemanusiaan.
Penutupan ini memperparah penderitaan warga Gaza yang telah mengalami agresi militer sejak Oktober 2023.
Lebih dari 54.000 warga Palestina dilaporkan tewas, mayoritas perempuan dan anak-anak. Sementara itu, seruan internasional untuk gencatan senjata terus diabaikan oleh pemerintah Israel.
PBB kembali menyerukan penghentian kekerasan dan pembebasan para sandera.
“Kami mendesak agar pembunuhan dihentikan. Penghancuran tanpa pandang bulu dihentikan. Dan para sandera segera dibebaskan,” pungkas Sunghay.
Penulis : Muchlis
Sumber Berita : Anadolu/Antara
Halaman : 1 2