Pemangkasan dilakukan lewat ancaman pemecatan, pembelian masa kerja, hingga tawaran pensiun dini. Langkah ini merupakan bagian dari visi Trump untuk memangkas birokrasi dan memperkecil ukuran pemerintah federal.
Namun, pengunduran diri Musk terjadi di tengah masa sulit pemerintahan Trump. Pemerintah tengah menghadapi kritik terkait Rancangan Undang-Undang Anggaran dan Pajak Partai Republik yang dinilai justru memperbesar defisit negara.
“Sejujurnya, saya kecewa melihat RUU pengeluaran besar-besaran yang meningkatkan defisit anggaran, bukan menguranginya, dan merusak pekerjaan yang dilakukan tim DOGE,” kata Musk kepada CBS News, Selasa (27/5).
Tekanan Investor dan Kontroversi Politik
Aktivitas politik Musk selama menjabat sebagai penasihat pemerintah telah menuai reaksi beragam. Sejumlah investor Tesla dilaporkan mendesak Musk untuk kembali fokus mengelola perusahaannya dan meninggalkan urusan politik.
Musk, yang juga tercatat sebagai orang terkaya di dunia, membela diri dengan menyebut perannya di pemerintahan sebagai langkah transformatif yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Saya diberi wewenang oleh Presiden Trump untuk membubarkan sebagian struktur pemerintahan yang tidak efisien. Ini mandat besar dan langka,” ucap Musk dalam pernyataan sebelumnya.
Meski ditinggal Musk, pemerintah AS memastikan agenda DOGE untuk efisiensi tetap berjalan. Pemerintah menegaskan bahwa reformasi birokrasi akan terus menjadi bagian dari prioritas administrasi Trump di periode ini.






