IAEA: Serangan ke PLTN Bushehr Bisa Picu Pencemaran Lebih Parah dari Ledakan Nuklir

Kamis, 19 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi - Fasilitas nuklir Iran. Foto: Antara/Anadolu

Ilustrasi - Fasilitas nuklir Iran. Foto: Antara/Anadolu

Topikseru.com – Serangan militer terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr di Iran berpotensi memicu pencemaran radioaktif yang lebih luas dibandingkan ledakan bom nuklir.

Peringatan ini disampaikan Wakil Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Mikhail Chudakov, dalam wawancara dengan RIA Novosti di sela Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF), Rabu, 18 Juni 2025.

“Tidak ada satu pun pembangkit listrik di dunia yang sepenuhnya terlindungi dari peperangan. Jika sebuah rudal menghantam reaktor, maka wilayah sekitarnya akan tercemar. Ledakan nuklir tidak akan terjadi, tetapi pencemarannya bisa sangat parah,” ujar Chudakov.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurutnya, teknologi reaktor modern telah dirancang untuk mencegah insiden terkait reaktivitas, seperti yang terjadi pada kecelakaan PLTN Chernobyl pada 1986. Namun, risiko kerusakan struktural akibat serangan militer tetap menjadi kekhawatiran utama.

“PLTN tidak akan meledak seperti bom nuklir, tetapi kerusakan serius tetap bisa terjadi dan menyebarkan radiasi. Bahkan, dalam skenario terburuk, pencemarannya bisa lebih luas dari ledakan nuklir,” tambah Chudakov.

PLTN Bushehr: Proyek Strategis Energi Iran

PLTN Bushehr (BNPP)-Unit 1, satu-satunya reaktor tenaga nuklir komersial di Iran, mulai beroperasi pada 2011 dan menyumbang 1,7 persen dari total produksi listrik nasional pada 2023, menurut data IAEA.

Terletak sekitar 1.200 kilometer di selatan Teheran, pembangunan PLTN ini awalnya dimulai pada 1975 oleh perusahaan Jerman. Namun proyek terhenti pasca Revolusi Iran 1979 dan sempat menjadi sasaran serangan udara selama Perang Iran-Irak (1980–1988).

Penulis : Muchlis

Sumber Berita : Antara

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Seram! Mayat Aktor Yu Menglong Jadi Pajangan di Museum 798 Beijing
China Ancam Balas, Trump Siapkan Tarif 100 Persen untuk Barang Impor Tiongkok
Topan Matmo Terjang Vietnam Utara: 8 Tewas, 5 Hilang, Ribuan Rumah Terendam Banjir dan Longsor
Badai Salju di Tibet dan Qinghai: Satu Pendaki Tewas, Ratusan Masih Dievakuasi dari Lereng Everest
Netanyahu Sebut Indonesia di PBB, Respons Pidato Prabowo soal Solusi Dua Negara
Rusia Sebut Pengakuan Negara-negara Dunia terhadap Palestina di PBB Sinyal Penting untuk Israel
Prabowo Subianto Tanggapi Pujian Donald Trump soal Gaya Pidato di Sidang Umum PBB
Prancis Akui Palestina, Berikut Daftar 16 Negara Barat yang Mengakui Kemerdekaan Palestina!

Berita Terkait

Selasa, 21 Oktober 2025 - 14:47

Seram! Mayat Aktor Yu Menglong Jadi Pajangan di Museum 798 Beijing

Selasa, 14 Oktober 2025 - 08:01

China Ancam Balas, Trump Siapkan Tarif 100 Persen untuk Barang Impor Tiongkok

Kamis, 9 Oktober 2025 - 11:43

Topan Matmo Terjang Vietnam Utara: 8 Tewas, 5 Hilang, Ribuan Rumah Terendam Banjir dan Longsor

Senin, 6 Oktober 2025 - 22:24

Badai Salju di Tibet dan Qinghai: Satu Pendaki Tewas, Ratusan Masih Dievakuasi dari Lereng Everest

Sabtu, 27 September 2025 - 07:48

Netanyahu Sebut Indonesia di PBB, Respons Pidato Prabowo soal Solusi Dua Negara

Berita Terbaru