Scroll untuk baca artikel
International

Selat Hormuz di Ambang Krisis: Apa Dampaknya Jika Iran Menutup Jalur Minyak Dunia Ini?

×

Selat Hormuz di Ambang Krisis: Apa Dampaknya Jika Iran Menutup Jalur Minyak Dunia Ini?

Sebarkan artikel ini
Iran sita kapal tanker
Citra satelit lalu lintas laut yang melewati Selat Hormuz pada tanggal 9 Januari 2020. MarineTraffic.com

Topikseru.com – Ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat, menyusul ancaman Iran yang berpotensi menutup Selat Hormuz, jalur pelayaran strategis yang menjadi urat nadi ekspor minyak global.

Ancaman ini mencuat di tengah eskalasi konflik dengan Amerika Serikat dan Israel, terutama setelah serangkaian serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran.

Selat Hormuz, yang memisahkan Iran dan Oman, menjadi jalur transit sekitar 20 persen dari total pasokan minyak dunia. Setiap harinya, lebih dari 20 juta barel minyak mentah melewati selat sepanjang 39 kilometer itu menuju pasar Asia, Eropa, dan Amerika Serikat.

Kenapa Selat Hormuz Sangat Vital?

Secara geografis, Selat Hormuz adalah satu-satunya akses laut dari Teluk Persia ke Laut Arab dan Samudra Hindia. Negara-negara produsen minyak utama seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Qatar, dan Irak sangat bergantung pada selat ini untuk menyalurkan minyak mentah dan gas alam cair (LNG) ke seluruh dunia.

Menurut data Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat, setiap gangguan terhadap lalu lintas energi di Selat Hormuz akan menyebabkan gejolak harga minyak dunia dan menimbulkan kekhawatiran krisis energi global.

Baca Juga  Jika Selat Hormuz Ditutup Iran, Seberapa Besar Dampak Ekonomi yang Diderita AS dan Eropa?

Apa yang Terjadi Jika Iran Menutup Selat Hormuz?

Dalam konteks geopolitik saat ini, penutupan Selat Hormuz oleh Iran akan dianggap sebagai aksi militer besar yang bisa memicu intervensi militer dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Meski secara teknis penutupan ini mungkin dilakukan dengan menempatkan ranjau laut atau mengerahkan kapal perang, konsekuensinya sangat besar.

1. Lonjakan Harga Minyak Dunia

Analis memperkirakan harga minyak mentah bisa melonjak lebih dari US$ 150 per barel jika Selat Hormuz benar-benar ditutup. Pasar akan bereaksi cepat terhadap ketidakpastian pasokan global.

2. Krisis Energi di Asia dan Eropa

Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, China, dan India adalah konsumen utama minyak dari kawasan Teluk. Penutupan selat akan mengganggu rantai pasok dan memaksa negara-negara tersebut mencari sumber energi alternatif.

3. Potensi Konflik Militer Langsung