Menurutnya, sejumlah tokoh terkenal—termasuk seniman Jepang Shinichi, Yu Menglong, Qiao Renliang, dan bahkan pejabat tinggi Tiongkok bernama Mak Yun—semuanya dilaporkan meninggal pada bulan September, dengan beberapa di antaranya tepat pada atau mendekati tanggal 13.
Meski tidak ada bukti konkret yang menghubungkan tanggal ini dengan praktik ritual tertentu, pola tersebut memicu teori konspirasi di kalangan netizen yang percaya pada adanya jaringan rahasia di balik industri hiburan Tiongkok.
Sutradara Cheng Qing Song dan Foto Misterius
Salah satu elemen paling mengganggu dalam narasi ini adalah keterlibatan sutradara Cheng Qing Song. Beberapa hari sebelum kematian Yu Menglong, Cheng dikabarkan memposting foto dari dalam Museum 798 di akun media sosialnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Yang mencurigakan adalah caption foto tersebut: “Hou Ce”, yang dalam bahasa Mandarin berarti “lezat” atau “enak”.
Bagi banyak orang, frasa ini terdengar tidak wajar jika dikaitkan dengan lokasi seni.
Namun dalam konteks teori konspirasi, kata tersebut dianggap sebagai kode atau sindiran gelap.
Akibatnya, Cheng Qing Song pun dicurigai sebagai salah satu pelaku di balik kematian sang aktor—meski hingga kini tidak ada bukti hukum yang mendukung tuduhan tersebut.
Akses Rahasia dari Hotel Mewah Bvlgari?
Tak berhenti di situ, rumor lain menyebut bahwa Museum 798 dapat diakses melalui terowongan bawah tanah dari Hotel Bvlgari Beijing, salah satu hotel mewah paling eksklusif di ibu kota Tiongkok.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan lorong gelap yang menghubungkan kedua lokasi, memicu pertanyaan: mengapa hotel mewah memiliki akses langsung ke museum seni—apalagi jika museum itu menyimpan rahasia gelap?
Fakta bahwa Bvlgari adalah merek mewah asal Italia yang identik dengan kemewahan dan privasi membuat keberadaan terowongan ini terasa janggal.
Apakah ini hanya bagian dari desain arsitektur urban? Ataukah ada agenda tersembunyi di baliknya?
Apa Kata Pihak Resmi?
Hingga kini, tidak ada pernyataan resmi dari pihak Museum 798, pemerintah Beijing, maupun otoritas terkait mengenai klaim-klaim tersebut. Museum 798 tetap beroperasi sebagai destinasi seni yang populer, menarik ribuan pengunjung lokal dan internasional setiap bulannya.
Namun, ketiadaan respons justru memperkuat kecurigaan sebagian masyarakat. Di tengah ketatnya kontrol informasi di Tiongkok, banyak yang bertanya: apakah kebenaran sengaja ditutupi?
Fakta vs Fiksi: Mengurai Benang Kusut
Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar klaim ini berasal dari konten media sosial tanpa verifikasi jurnalistik.
Tidak ada bukti forensik, dokumen resmi, atau saksi kredibel yang mendukung narasi bahwa Museum 798 memamerkan mumi manusia atau terlibat dalam praktik ritual gelap.
Yu Menglong memang meninggal dalam keadaan tragis, namun otoritas Tiongkok telah menyatakan kasusnya sebagai kematian akibat kecelakaan atau bunuh diri.
Demikian pula dengan Qiao Renliang—kematiannya telah diselidiki dan ditutup oleh pihak berwenang.
Namun, di era digital, batas antara fakta dan fiksi seringkali kabur. Narasi misteri seperti ini mudah menyebar karena memadukan elemen nyata (lokasi, tokoh, tanggal) dengan imajinasi gelap yang memicu rasa penasaran dan ketakutan kolektif.
Halaman : 1 2