“Kami hanya ingin diakui bahwa kami ada. Jangan remehkan anak-anak kami,” ungkapnya menahan haru.
Dia menuturkan bahwa dukungan psikologis juga menjadi hal penting bagi keluarga penyandang CP.
Keterbatasan Fasilitas, Harapan pada Pemerintah
Yayasan Pejuang Cerebral Palsy Medan mencatat 116 anak CP aktif yang rutin mengikuti terapi dan pembinaan di wilayah Medan dan Serdang Bedagai.
Namun, keterbatasan fasilitas masih menjadi kendala.
“Kami belum memiliki rumah singgah. Kalau ada, keluarga dari luar kota bisa tinggal sementara selama terapi,” lanjut Ratna.
Dia berharap ada program pemerintah daerah yang mendukung edukasi dan layanan CP secara berkelanjutan.
Cerebral palsy merupakan gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi gerakan, otot, dan koordinasi. Penanganan rutin diperlukan untuk mendukung kualitas hidup anak.






