Reaksi alergi yang umumnya muncul adalah gatal-gatal, ruam, atau bentol di kulit. Namun, reaksi alergi karena bahaya bulu kucing juga bisa menimbulkan gejala pilek, bersin, dan mata gatal karena rhinitis alergi.
Orang yang memiliki riwayat asma pun bisa lebih sering mengalami kambuhnya gejala ketika terpapar bulu kucing.
Mengurangi Risiko Bahaya Bulu Kucing
Untuk melindungi diri dari bahaya bulu kucing, dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut ini:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bersihkan diri setelah menyentuh kucing
Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setelah menyentuh kucing maupun membersihkan kandang atau tempat buang airnya. Kebiasaan ini perlu diterapkan oleh semua orang yang tinggal di rumah, terutama anak-anak.
Agar lebih aman, pastikan juga anak Anda tidak bermain di lokasi yang mudah terkontaminasi kotoran kucing.
Bersihkan kucing dan kandangnya secara rutin
Kebersihan tubuh dan kandang menjadi hal penting dalam mencegah bahaya bulu kucing. Untuk menjaga kesehatan kucing dan diri Anda, mandikanlah kucing secara rutin dengan air bersih dan sampo khusus kucing. Hal ini penting untuk mencegah berkembangnya bakteri, parasit, dan jamur pada tubuh kucing.
Jangan tidur bersama kucing
Batasi area tertentu di rumah, terutama kamar tidur, dengan tidak membiarkan kucing masuk, bahkan tidur bersama Anda. Hal ini dikarenakan bulu kucing dapat rontok dan menempel di seprai serta selimut yang Anda gunakan.
Berikan vaksin
Selain beberapa cara mengurangi bahaya bulu kucing di atas, periksakan kucing ke dokter hewan dan berikan juga vaksin secara rutin. Pemberian vaksin dapat melindungi kucing Anda dari infeksi virus maupun bakteri.
Memelihara kucing memang sangat menyenangkan, tetapi bahaya bulu kucing harus Anda waspadai untuk mencegah beragam penyakit di atas. Jika Anda alergi terhadap bulu kucing atau merasakan keluhan setelah terpapar bulu kucing, jangan ragu untuk memeriksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan. (*)