2. Infeksi
Selain stres, faktor lain yang merusak siklus menstruasi normal adalah kondisi kesehatan alat reproduksi. Misalnya, terjadi infeksi akibat keputihan.
Keputihan pada kondisi normal justru metode alami tubuh untuk menjaga vagina tetap bersih.
Namun, keputihan yang tidak normal harus diwaspadai karena dapat menyebabkan risiko infeksi dan merusak siklus normal menstruasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kemudian mereka yang terinfeksi, keputihan itu didiamkan aja, itu kalau ga diobati akan infeksi seperti jamur dan sebagainya. Sehingga menstruasinya bisa karena selaput lendir di rahimnya lebih mudah luruh,” ujar Boyke Dian Nugraha.
Boyke menyarankan bagi yang menstruasi tidak normal karena stres, agar memanajemen stres.
Namun, bila karena infeksi, segera berobat ke dokter.
“Mereka-mereka itu harus diobati. Kalau penyebab mereka stres ya manage stresnya. Impactnya stres kalau gak mens, mencret, gatal, kulitnya garuk-garuk kalau stres, ada yang sakit perut, mens juga gitu, tergantung tempat paling lemah di tubuh manusia adalah gangguan haid, oleh karena itu ke dokter lah,” ujar dokter Boyke.
Lebih lanjut, dr Boyke menjabarkan bahwa haid yang normal adalah yang biasanya dialami dalam lima sampai tujuh hari.
“Lima sampai tujuh hari yang normal. Siklusnya 21 sampai 35 hari jedanya. Lebih dari itu sudah dianggap tidak normal,” pungkasnya.
Penulis : Najwa Syalsabilla
Editor : Muchlis
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya