Eksperimen dan Hasil Studi
Para peneliti melakukan eksperimen terhadap 141 peserta yang diperlihatkan gambar dengan emosi berbeda seperti takut, sedih, bahagia, atau netral. Setelahnya, peserta diminta menyelesaikan tugas tertentu. Hasilnya menunjukkan bahwa individu yang terpapar gambar bernuansa ketakutan dan kesedihan memiliki tingkat akurasi lebih tinggi dibandingkan dengan yang terpapar gambar kebahagiaan atau netral.
Eksperimen kedua melibatkan 154 peserta yang dibagi berdasarkan emosi yang dialami, yaitu:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kesedihan, Ketakutan, Kebahagiaan, Marah dan Netral
Hasilnya menunjukkan bahwa:
Emosi negatif seperti kesedihan dan ketakutan membantu mengurangi gangguan dan meningkatkan akurasi tugas.
Emosi marah justru menghambat proses inhibisi, sehingga mengganggu kontrol diri.
Emosi Negatif dan Performa Kognitif
Penelitian ini membantah anggapan bahwa emosi negatif selalu berdampak buruk terhadap kinerja kognitif. Faktanya, kesedihan dan ketakutan membantu meningkatkan fokus dan ketepatan dalam mengambil keputusan. Namun, emosi negatif lainnya seperti marah dapat memberikan dampak negatif terhadap inhibisi dan kontrol diri.
Studi ini masih memiliki keterbatasan, seperti tidak memasukkan emosi negatif lainnya seperti jijik, yang mungkin memiliki efek berbeda. Namun, temuan ini membuka wawasan baru tentang bagaimana emosi memengaruhi perilaku dan keputusan kita sehari-hari.
Memahami emosi dan pengaruhnya terhadap perilaku sangat penting dalam kehidupan sosial dan profesional. Dengan memahami cara emosi bekerja, kita dapat mengelola respons diri terhadap situasi tertentu dengan lebih baik. Emosi, baik positif maupun negatif, memiliki peran unik dalam membentuk cara kita berinteraksi dengan dunia. (*)
Halaman : 1 2