Cita Rasa Nostalgia yang Tak Lekang Waktu
Mencicipi bika bakar Amak Nurmalis bukan sekadar soal rasa, tapi juga tentang nostalgia masa lalu. Banyak pelanggan lama yang datang bukan hanya karena ingin membeli, melainkan karena kenangan akan masa kecil mereka di Medan.
“Bika ini dulu dibeli ayah saya tiap minggu. Sekarang saya yang bawa anak saya ke sini,” ujar Rina, seorang pelanggan yang sudah 20 tahun mengenal bika Amak Nurmalis.
Dengan tekstur lembut di dalam, renyah di luar, serta aroma bakaran yang khas, bika ini mampu membangkitkan kenangan masa lalu yang hangat dan penuh makna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lokasi dan Jam Operasional
Kedai Bika Bakar Amak Nurmalis berlokasi di:
📍 Jalan Amaliun, Kecamatan Medan Area, Kota Medan, Sumatera Utara.
Buka setiap hari dari Pukul 08.30 hingga 18.30 WIB, kedai ini menjadi tempat persinggahan yang sempurna bagi siapa pun yang ingin menikmati camilan tradisional sambil menyeruput kopi panas. Suasananya sederhana, namun penuh kehangatan khas keluarga.
Meski menghadapi banyak tantangan, Ibu Upik tetap optimistis. Ia berharap pemerintah dapat lebih memperhatikan pelaku UMKM kuliner tradisional agar tetap bisa bertahan. Dukungan berupa bantuan bahan baku, pelatihan digital marketing, atau subsidi usaha kecil akan sangat membantu agar kuliner warisan seperti bika bakar tidak punah dimakan zaman.
“Kami ingin tetap hidup dari kue ini, karena ini bukan sekadar dagangan, tapi warisan dari Amak yang harus dijaga,” tutur Upik dengan mata berkaca-kaca.
Dalam era serba digital, tantangan terbesar bagi kuliner tradisional adalah menjangkau generasi muda. Namun, Bika Bakar Amak Nurmalis justru punya potensi besar untuk menarik minat anak muda dengan kemasan modern tanpa meninggalkan cita rasa aslinya.
Beberapa pelanggan muda mulai merekomendasikan kedai ini di media sosial, bahkan ada yang mengunggah ulasan positif di TikTok dan Instagram. Jika tren ini terus berkembang, bukan tidak mungkin bika bakar khas Amak Nurmalis akan kembali menjadi jajanan favorit di Medan.
Kue Bika Bakar Amak Nurmalis bukan sekadar kuliner — ia adalah simbol keteguhan, kerja keras, dan cinta terhadap warisan leluhur. Di tengah gempuran inflasi, perubahan selera pasar, dan tantangan ekonomi, semangat Ibu Upik untuk mempertahankan cita rasa tradisi patut diapresiasi.
Setiap potongan bika bakar yang dijual bukan hanya mengenyangkan perut, tapi juga menghangatkan hati. Sebuah pengingat bahwa di balik setiap kue tradisional, ada cerita perjuangan dan cinta yang tak ternilai.
Jika Anda berkunjung ke Medan, sempatkanlah mampir ke Jalan Amaliun dan rasakan sendiri kelezatan bika bakar yang telah melegenda ini.
Penulis : Agus Sinaga
Editor : Ari Tanjung
Halaman : 1 2