Topikseru.com – Di tengah hiruk-pikuk perkembangan kuliner modern, Kota Medan tetap memiliki jajaran makanan klasik yang tak tergantikan.
Salah satunya adalah Mie Sop Hang Tuah, hidangan berkuah bening dengan cita rasa gurih yang telah menjadi ikon kuliner lokal selama lebih dari setengah abad.
Kehangatan kuahnya, kelembutan daging sapinya, hingga aroma bawang goreng yang menguar setiap kali mangkuk disajikan menjadikan makanan ini terus dicari oleh warga dan wisatawan yang datang ke Medan.
Seperti yang dilansir dari Antar Gas Medan Mie Sop Hang Tuah bukan sekadar hidangan, tetapi bagian dari perjalanan sejarah kota. Usaha kuliner ini dirintis oleh H. Sirepet (H. Siram) di kawasan kampus Universitas Methodist.
Bermodal resep turun-temurun dan gerobak sederhana, beliau meracik mie sop dengan teknik olahan yang masih dipertahankan hingga sekarang.
Popularitasnya berkembang bukan melalui promosi besar-besaran, melainkan berkat cita rasa yang konsisten dari generasi ke generasi.
Kekuatan utama Mie Sop Hang Tuah terletak pada racikan kuah beningnya yang dibuat dari rebusan tulang dan daging sapi pilihan.
Meski tampil sederhana, rasa gurih alaminya mampu memberikan sensasi hangat ketika diseruput. Kaldu yang bening namun beraroma kuat ini menjadi identitas yang tak bisa ditiru oleh warung mie sop lainnya.
Setiap suapan menghadirkan kombinasi gurih, asin, dan harum yang menempel di ingatan.
Daging sapi yang digunakan selalu empuk dan dipotong dengan ukuran yang pas, sehingga memudahkan pelanggan menikmati setiap gigitannya.
Kelezatan ini semakin lengkap dengan taburan bawang goreng renyah yang menjadi ciri khas Hang Tuah sejak pertama kali berdiri.
Selain itu, sambal racikannya memberikan tambahan sensasi pedas asam yang segar, membuat kuah mie sop terasa lebih hidup saat disajikan panas.
Mie Sop Hang Tuah menyajikan berbagai pilihan mie seperti mie kuning, bihun, kwetiau, atau campuran keduanya.
Setiap jenis mie diracik agar dapat menyatu sempurna dengan kuah kaldu. Ketika mangkuk pertama kali disajikan, aroma gurihnya langsung menguar dan menciptakan pengalaman kuliner yang menyentuh seluruh indra.
Pelanggan menyebut bahwa meminum kuahnya saja sudah cukup menghadirkan rasa nyaman, terlebih saat hujan atau sore hari.
Warung Mie Sop Hang Tuah yang berada di Jalan Hang Tuah, Medan, menjadi tujuan kuliner yang strategis di tengah kota.
Suasana sejuk karena dikelilingi pohon besar menjadikan tempat ini nyaman untuk makan siang. Meski sederhana, meja dan kursi yang digunakan tetap memberi kesan santai ala kuliner kaki lima yang otentik.
Setiap hari, terutama pada jam makan siang, warung ini selalu dipadati keluarga, pekerja kantoran, mahasiswa, hingga wisatawan dari luar kota.
Menu yang dihidangkan juga beragam. Selain Mie Sop Original yang menjadi favorit utama, tersedia pula Kwetiau Sop dan Mie Sop Campur. Pelanggan juga dapat menambah telur, sate, atau daging ekstra untuk memperkaya rasa.
Meskipun sudah terkenal sebagai kuliner legendaris, harga yang ditawarkan tetap ramah. Satu porsi mie sop atau kwetiau sop dibanderol sekitar Rp25.000, sementara minuman seperti es jeruk segar dihargai sekitar Rp10.000. Tambahan topping juga dapat dipesan dengan harga yang tetap terjangkau.
Keberhasilan Mie Sop Hang Tuah bertahan lebih dari 50 tahun bukanlah kebetulan.
Konsistensi rasa, pemilihan bahan berkualitas, racikan kuah autentik, serta suasana makan yang sederhana namun penuh kehangatan membuat hidangan ini tak lekang oleh waktu.
Banyak pelanggan yang telah menikmati mie sop ini sejak remaja dan kini kembali membawa anak-anak mereka untuk merasakan nostalgia rasa yang sama.
Dengan perpaduan rasa autentik, harga terjangkau, dan sejarah panjang, Mie Sop Hang Tuah layak disebut sebagai salah satu warisan kuliner terbaik di Kota Medan. Bagi siapa pun yang berkunjung ke kota ini, mencicipinya adalah sebuah keharusan untuk memahami betapa kayanya kuliner Medan. (*)
Sumber: Antas Gas Medan
