Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Di Balik Otot dan Tato: Ketika Mereka yang Dijuluki Preman Menjadi Penolong

×

Di Balik Otot dan Tato: Ketika Mereka yang Dijuluki Preman Menjadi Penolong

Sebarkan artikel ini
Preman
Ilustrasi - Sosok yang dijuluki "preman" tetapi menyalurkan kekuatannya untuk membantu mereka yang terpinggirkan

Namun, di dalam hatinya pedagang kaki lima lah yang ia anggap “keluarga kecil”.

Bang Ucok rutin menggratiskan lapak bagi pedagang renta atau yang terjaring razia tanpa kompromi. Saat ada warga kampungnya terkapar sakit, uang tunai pelipur lara itu datang diam-diam ke rumah sakit—tanpa nama pengirim.

Tiap Jumat, ia sering mengundang makan anak yatim dengan menu sederhana, tetapi penuh kebersamaan.

Menurut tetangga dekatnya, Ucok percaya tentang satu hal yang menjadi motivasi dalam hidupnya menatap dunia.

“Uang bukan segalanya, tapi kalau bisa membuat orang lain tersenyum, kenapa tidak?” ucap Ucok.

3. Si Jago Meres – Si Tangan Besi Berhati Lembut

Di Surabaya, dikenal sosok yang dijuluki dengan nama “Meres”, singkatan dari Membantu Rakyat Sesuai Selera.

Sosok ini memimpin kelompok keamanan informal di kawasan Tambak Sari. Sembari menjaga wilayah dari preman lain, ia juga mencuri perhatian lewat kemurahan hatinya.

Baca Juga  Polsek Medan Kota Ringkus Preman Mabuk yang Ancam Pedagang Pakai Parang

Pernah pada saat banjir besar melanda Kampung Nelayan, Meres bukan hanya mengamankan wilayah, tetapi juga ikut mengevakuasi warga, menyalurkan selimut, dan membangun posko darurat.

Di momen lain, ketika sekolah desa kekurangan bangku, dia berinisiatif mendonasikan meja dan kursi baru hasil patungan kolega lamanya.

Sosok Meres bukan saja dikenal karena otot dan wajah beringasnya, tetapi kemurahan hatinya yang kerap hadir di sela penderitaan masyarakat kecil.

Dalam menjalani kehidupan, Meres memegang prinsip sebagaimana yang sering ia sampaikan kepada teman-temannya: “Tangan boleh keras, hati harus lunak. Biar orang tahu, preman bukan berarti jahat semua.”

Demikian beberapa kisah hidup sosok yang dijuluki “preman” tetapi bagai sebatang lilin di tengah kegelapan bagi mereka rakyat kecil.