“Barang siapa membunuh cicak pada pukulan pertama, baginya pahala sekian, pada pukulan kedua pahala sekian, dan pada pukulan ketiga pahala sekian.”
Hal ini dikaitkan dengan kisah Nabi Ibrahim AS, di mana cicak membantu meniup api yang membakar beliau. Karenanya, dalam Islam, cicak bukan hewan yang dimuliakan atau dikaitkan dengan keberuntungan.
Arti Kejatuhan Cicak Menurut Primbon Jawa
Berbeda dari Islam, Primbon Jawa memaknai kejatuhan cicak dengan berbagai tafsir berdasarkan lokasi jatuhnya dan waktu kejadiannya.
1. Kehilangan Orang Tersayang
Jika cicak jatuh di kepala atau bagian tubuh tertentu, ini dianggap pertanda kehilangan orang terdekat. Kehilangan ini bisa berupa kematian, perpisahan hubungan, atau jarak yang membuat komunikasi terputus.
2. Pertanda Kesialan
Cicak jatuh di tubuh atau di dekat seseorang sering dihubungkan dengan datangnya kesialan. Ini bisa berupa kerugian finansial, kegagalan proyek, atau masalah kesehatan yang tak terduga.
3. Datangnya Tamu
Jika cicak jatuh di rumah atau di tubuh penghuni rumah, Primbon menafsirkan ini sebagai tanda akan kedatangan tamu. Jenis tamu bisa membawa kabar baik, seperti reuni keluarga, atau kabar buruk seperti berita duka.
4. Pertanda Rezeki
Meskipun dominan berkonotasi negatif, cicak jatuh di tangan kanan kadang diartikan sebagai tanda rezeki tak terduga. Ini bisa berarti peluang bisnis, bonus pekerjaan, atau bantuan dari orang lain.
5. Perjalanan Jauh
Cicak yang jatuh di kaki seseorang sering dikaitkan dengan perjalanan jarak jauh. Dalam kepercayaan ini, perjalanan tersebut bisa membawa kabar baik atau sebaliknya, tergantung waktu dan kondisi.
Perbedaan Mendasar Islam dan Primbon Jawa
| Aspek | Islam | Primbon Jawa |
|---|---|---|
| Sumber Keyakinan | Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis | Berdasarkan tradisi dan pengalaman leluhur |
| Makna Kejatuhan Cicak | Tidak ada makna khusus, thiyarah dilarang | Diartikan sesuai posisi jatuh dan waktu kejadiannya |
| Hukum Mempercayai | Dilarang jika diyakini sebagai penentu nasib | Diperbolehkan dalam lingkup kepercayaan budaya |
| Fokus | Tawakal kepada Allah, menjauhi syirik | Menafsirkan tanda alam untuk mengantisipasi kejadian |
Cara Menyikapi Kejatuhan Cicak Dengan Bijak
-
Berpegang pada Akidah yang Kuat
Sebagai Muslim, wajib meyakini bahwa semua kejadian adalah ketetapan Allah. Jangan menjadikan mitos sebagai landasan pengambilan keputusan. -
Mengambil Sisi Positif
Gunakan momen ini untuk introspeksi dan memperbaiki hubungan dengan sesama. -
Menghormati Budaya Lokal
Menghargai kepercayaan masyarakat yang masih memegang Primbon adalah bentuk toleransi, meskipun kita tidak mempercayainya. -
Menghindari Kekhawatiran Berlebihan
Terlalu percaya pada mitos bisa menimbulkan kecemasan yang tidak perlu. Lebih baik fokus pada langkah nyata. -
Memperbanyak Doa dan Zikir
Apapun kejadian yang dialami, jadikan sebagai pengingat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kesimpulan
Kejatuhan cicak memiliki makna yang berbeda tergantung sudut pandang. Islam menolaknya sebagai penentu nasib, sedangkan Primbon Jawa menafsirkannya sebagai tanda tertentu. Keduanya memiliki latar belakang yang berbeda—satu berdasarkan wahyu, satu lagi berdasar budaya.
Sikap terbaik adalah menghormati perbedaan, tetapi tetap memegang teguh prinsip agama. Setiap peristiwa sebaiknya disikapi dengan hikmah, doa, dan usaha nyata, bukan sekadar bergantung pada mitos. (*)












