-
Pernikahan untuk rumah tangga harmonis.
-
Pembukaan usaha jangka panjang.
-
Pindahan rumah agar lebih berkah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
25 September 2025 (Legi)
Hari penuh kesuburan dan rezeki melimpah.
Kegunaan Hari Baik:
-
Menikah agar rumah tangga penuh berkah.
-
Membuka usaha dagang.
-
Cocok untuk bertani atau beternak.
Tabel Ringkas Hari Baik September 2025
Tanggal | Hari Pasaran | Kegunaan Hari Baik |
---|---|---|
2 September 2025 | Pon | Nikah, pindah rumah, membuka usaha baru |
5 September 2025 | Legi | Khitanan, syukuran, pertunangan, selametan rumah |
10 September 2025 | Wage | Memulai kontrak kerja, proyek baru, pindah kantor |
14 September 2025 | Kliwon | Selametan, doa bersama, acara spiritual (ruwatan, bersih desa) |
20 September 2025 | Pon | Pernikahan, membuka usaha jangka panjang, pindah rumah |
25 September 2025 | Legi | Menikah, memulai usaha dagang, cocok untuk bertani atau beternak |
Tips Memilih Hari Baik Berdasarkan Primbon Jawa
Dalam tradisi Jawa, memilih hari baik bukan hanya soal tanggal di kalender, tetapi juga menyangkut harmoni antara waktu, manusia, dan tujuan acara. Berikut adalah tips yang bisa dijadikan panduan:
1. Cocokkan dengan Weton Pribadi
Weton adalah kombinasi antara hari dan pasaran kelahiran seseorang. Menurut primbon, weton berpengaruh besar terhadap karakter, rezeki, jodoh, dan keberuntungan.
-
Mengapa penting? Karena jika sebuah acara besar seperti pernikahan, khitanan, atau pindah rumah tidak disesuaikan dengan weton pemilik acara, dikhawatirkan bisa menimbulkan hambatan di kemudian hari.
-
Contoh: Jika weton pasangan adalah Jumat Legi, maka hari baik yang dipilih untuk akad nikah sebaiknya selaras dengan weton tersebut, sehingga diyakini membawa keharmonisan dalam rumah tangga.
2. Hindari Hari Naas
Dalam budaya Jawa, ada hari-hari tertentu yang dianggap kurang baik atau sering membawa kesialan, salah satunya adalah Rebo Wekasan (Rabu terakhir di bulan Safar dalam penanggalan Hijriyah).
-
Alasannya: Hari ini dipercaya rawan musibah atau gangguan, sehingga masyarakat Jawa kuno cenderung menghindari menggelar acara besar pada hari tersebut.
-
Contoh: Banyak keluarga Jawa memilih tidak melaksanakan hajatan, pindahan, atau akad nikah di hari Rebo Wekasan demi menghindari risiko yang tidak diinginkan.
3. Gunakan Primbon Jawa
Primbon adalah kitab atau pedoman tradisional Jawa yang berisi perhitungan hari baik dan buruk, ramalan, serta tata cara kehidupan sehari-hari.
-
Fungsinya: Dengan membaca primbon, seseorang bisa mengetahui makna setiap hari pasaran (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon) dan mengaitkannya dengan kegiatan yang akan dilakukan.
-
Contoh: Hari Pon sering dianggap baik untuk memulai usaha baru, sementara Kliwon dipercaya cocok untuk acara spiritual atau keagamaan.
4. Sesuaikan dengan Tujuan Acara
Setiap hari memiliki energi yang berbeda, sehingga penting untuk menyesuaikan pilihan hari dengan tujuan acara.
-
Legi: Cocok untuk acara yang berhubungan dengan jodoh, pernikahan, atau lamaran.
-
Wage: Dipercaya baik untuk pindah rumah atau memulai kehidupan baru.
-
Pahing: Sering dipilih untuk acara yang berkaitan dengan rezeki, seperti membuka usaha atau panen.
-
Pon: Bagus untuk khitanan, tasyakuran, atau acara keluarga besar.
-
Kliwon: Lebih pas untuk acara spiritual, selametan, atau ritual adat.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, masyarakat Jawa percaya bahwa acara yang dilaksanakan akan berjalan lancar dan membawa keberkahan.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya