3. Mengadakan Ruwatan atau Slametan
Jika pernikahan harus tetap dilakukan di hari yang dianggap kurang baik, tradisi Jawa menyarankan untuk mengadakan ruwatan atau slametan kecil. Tujuannya adalah memohon perlindungan dan kelancaran agar rumah tangga terhindar dari kesialan.
4. Mengutamakan Bulan Jawa Setelah Suro
Bila menikah di bulan Suro tidak bisa dihindari, banyak keluarga memilih bulan berikutnya (Sapar atau Mulud) sebagai alternatif resepsi atau pesta syukuran, sementara akad tetap dilakukan di bulan Suro sesuai kebutuhan.
5. Fokus pada Niat dan Doa
Primbon memberi panduan, namun yang paling utama adalah niat suci dan doa tulus dari kedua mempelai serta keluarga. Dengan niat yang baik, diiringi doa dan restu, banyak orang percaya segala halangan bisa teratasi meskipun menikah di hari atau bulan pantangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jadi, meskipun primbon Jawa memberikan larangan dan pantangan, selalu ada jalan tengah agar pernikahan tetap berjalan dengan baik tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya sekaligus menyesuaikan dengan kebutuhan modern.
Tabel Ringkas Hari Baik, Pantangan, dan Alternatif Pernikahan 2026 (Primbon Jawa)
Kategori | Contoh Hari / Bulan | Keterangan Singkat | Alternatif yang Bisa Dipilih |
---|---|---|---|
Hari Baik | – Kamis Legi – Rabu Pon – Minggu Kliwon |
Hari-hari ini dipercaya membawa rezeki, keharmonisan, dan umur panjang dalam rumah tangga. | Bisa dipilih jika sesuai weton kedua mempelai serta kesiapan keluarga. |
Bulan Baik | – Ruwah (Sya’ban) – Syawal – Besar (Dzulhijjah) |
Bulan yang dianggap penuh berkah, doa, dan keberuntungan bagi pasangan baru. | Jika ingin pesta besar, Syawal sering dipilih karena suasana masih lebaran. |
Hari Pantangan | – Selasa Kliwon – Jumat Pahing – Sabtu Pon di Bulan Sapar – Bulan Suro (Muharram) |
Dipercaya membawa konflik, kesialan, atau kurang baik untuk awal rumah tangga. | Ganti ke hari netral dalam minggu yang sama, atau lakukan doa khusus (slametan) bila terpaksa. |
Alternatif | – Kamis atau Minggu (hari netral) – Bulan Rabiul Awal |
Hari & bulan ini lebih fleksibel dan tetap dianggap aman menurut primbon. | Bisa digabungkan dengan perhitungan weton serta doa bersama agar lebih berkah. |
Tips Memilih Hari Pernikahan di Tahun 2026
Menentukan hari pernikahan bukan hanya soal tanggal yang cantik, tetapi juga menyangkut restu keluarga, kesiapan mental, hingga perhitungan tradisi. Agar pernikahan di tahun 2026 berjalan lancar, berikut beberapa tips yang bisa dijadikan panduan:
1. Konsultasikan dengan Dukun Manten atau Sesepuh Desa
Dalam tradisi Jawa, peran dukun manten atau sesepuh sangat penting. Mereka biasanya memahami perhitungan primbon Jawa, termasuk weton, pasaran, hingga hari baik dan buruk untuk menikah. Konsultasi ini membantu calon pengantin mendapatkan hari yang diyakini membawa keberkahan, sekaligus menghindari pantangan yang dianggap bisa memicu masalah di kemudian hari.
2. Perhitungkan Weton Kedua Mempelai
Primbon Jawa menekankan pentingnya weton kelahiran calon pengantin. Kombinasi weton tertentu dipercaya bisa menghasilkan kehidupan rumah tangga yang harmonis, penuh rezeki, dan jauh dari konflik. Karena itu, sebelum memilih tanggal, sebaiknya cocokkan weton mempelai dengan kalender Jawa 2026. Jika ada benturan atau dianggap tidak baik, biasanya sesepuh akan memberikan solusi alternatif seperti memilih hari pengganti atau melakukan ritual penyelaras.
3. Sesuaikan dengan Kesiapan Finansial dan Restu Keluarga
Hari baik menurut primbon tidak akan berarti banyak jika tidak diiringi dengan kesiapan finansial dan restu keluarga. Pernikahan bukan sekadar ritual adat, tetapi juga perayaan bersama keluarga besar. Karena itu, pilihlah tanggal yang juga memungkinkan keluarga hadir dan mendukung sepenuhnya. Jika ada pertimbangan pekerjaan atau kondisi keuangan, sebaiknya jadikan hal ini sebagai prioritas.
4. Lakukan Doa Bersama atau Slametan
Selain mengikuti primbon, jangan lupakan sisi spiritual. Banyak keluarga Jawa melakukan slametan atau doa bersama sebelum acara pernikahan berlangsung. Tujuannya untuk memohon perlindungan dan keberkahan dari Tuhan, agar rumah tangga yang baru dibangun terhindar dari marabahaya dan penuh kebahagiaan. Bahkan jika terpaksa menikah di hari yang dianggap “kurang baik”, doa bersama dipercaya dapat menjadi penyeimbang agar acara tetap membawa kebaikan.
5. Padukan dengan Pertimbangan Modern
Selain adat, calon pengantin juga bisa mempertimbangkan faktor modern seperti musim liburan, cuaca, dan ketersediaan venue. Misalnya, menikah saat musim penghujan membutuhkan persiapan ekstra untuk lokasi outdoor. Begitu juga jika memilih bulan-bulan ramai pernikahan, harus memesan gedung atau vendor jauh-jauh hari agar tidak kehabisan slot.
Menentukan hari baik menikah 2026 menurut primbon Jawa bukan hanya soal tradisi, tetapi juga bentuk ikhtiar agar kehidupan rumah tangga berjalan harmonis. Ada bulan-bulan yang dianggap penuh berkah, ada pula hari-hari yang sebaiknya dihindari. Pada akhirnya, keberkahan rumah tangga tetap bergantung pada pasangan itu sendiri, doa, serta usaha menjaga hubungan. (*)