Sebelumnya, jam tangan mewah merek Richard Mille 40-01 milik anggota Komisi I DPR RI, Ahmad Sahroni, akhirnya kembali ke tangannya.
Jam tangan senilai miliaran rupiah itu sempat raib saat rumah Sahroni di Tanjung Priok, Jakarta Utara, digeruduk massa pada Sabtu (30/8).
Momen pengembalian jam tangan tersebut terekam kamera dan viral setelah diunggah akun Instagram @warungjurnalis.
Dalam video, seorang perempuan yang diduga ibu dari anak yang mengambil jam itu terlihat menyerahkan kembali barang tersebut dengan penuh penyesalan.
Ibu Bocah: Bukan Hak Kami
Dalam video, sang ibu mengaku sudah menasihati anaknya untuk mengembalikan jam tangan mewah itu karena bukan milik mereka.
“Saya juga udah bilang sama dia, nak ini jam bukan hak kita, bapaknya juga udah ngomong, kita pulangin ya, tadi udah ketemu pak RT, RW,” ujar sang ibu.
Dia bahkan mengaku tak paham cara menggunakan jam tangan Richard Mille 40-01 yang harganya bisa mencapai puluhan miliar rupiah itu.
“Bapak waktu saya megang ini aja pak, saya bingungnya gini, ini makai jamnya gimana,” tambahnya.
Rumah Dijarah
Kericuhan di rumah Sahroni dipicu kemarahan massa terhadap ucapannya yang dianggap merendahkan warga.
Sahroni sebelumnya menyebut warga yang ingin membubarkan DPR sebagai “orang paling tolol sedunia”, dan menyindir anak di bawah umur yang ikut demo sebagai “brengsek”.
Amarah warga pun memuncak. Sejumlah orang merusak rumah Sahroni dan membawa beberapa barang, termasuk jam tangan Richard Mille tersebut.
Polisi Turun Tangan
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, membenarkan adanya peristiwa penjarahan tersebut.
“Iya, sedang kita lakukan penyelidikan. Belum ada yang diamankan,” kata Onkoseno, Senin (1/9).
Hingga kini, polisi masih menelusuri pelaku perusakan dan penjarahan di rumah Sahroni.
Simbol Kekayaan yang Jadi Sorotan
Jam tangan Richard Mille 40-01 yang sempat berpindah tangan ini bukan sekadar barang pribadi, melainkan juga simbol gaya hidup elit politikus.
Peristiwa ini memicu diskusi publik soal jurang lebar antara wakil rakyat dan masyarakat yang tengah menghadapi kesulitan ekonomi.











