Padahal, hubungan hangat butuh waktu dan komitmen. Jika keluarga bukan prioritas, jarak akan terbentuk dengan sendirinya.
5. Masalah Seks Tak Dibicarakan
Urusan ranjang kerap dianggap tabu untuk dibicarakan. Padahal, kebutuhan seksual menyangkut fisik dan emosi.
Ketidakcocokan soal keintiman yang tidak pernah diomongkan bisa menciptakan ketegangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
6. Menghindari Konflik
Konflik justru sehat jika dihadapi dengan dewasa. Menghindari konflik hanya akan menumpuk luka yang belum selesai – sampai akhirnya menjadi bom waktu.
7. Harapan Tidak Realistis
Menuntut pasangan sempurna hanya akan membuka pintu kekecewaan. Pernikahan adalah ruang kompromi, bukan panggung ekspektasi tinggi yang membebani.
Retakan Halus, Keretakan Besar
Sebagian pasangan menunda bicara jujur karena takut melukai. Ironisnya, justru diam dan menghindari masalah membuat luka kian dalam.
Saat dua orang berhenti mendengar, berhenti peduli, pernikahan akan kosong perlahan.
Jika Anda menemukan tanda-tanda di atas, inilah saatnya menata ulang.
Pernikahan sehat hanya bisa dijaga dengan kepekaan, komunikasi terbuka, dan kerja sama nyata – bukan asumsi “semuanya akan baik-baik saja.”
Halaman : 1 2