Topikseru.com – Andhara Early membagikan kisahnya tentang KPR rumah. Delapan tahun mencicil Kredit Pemilikan Rumah (KPR) membuatnya sadar bahwa tak semua yang tampak di atas kertas berjalan sesuai harapan.
“Aku pikir setelah delapan tahun, cicilan pokoknya sudah banyak berkurang. Ternyata, selama ini cuma bayar bunganya saja,” ujar Andhara, mengisahkan pengalaman yang membuatnya terkejut sekaligus geram.
Dilema KPR Rumah: Dapat Keringanan, Tapi Tenor Membengkak
Awalnya, pandemi Covid-19 memberi secercah keringanan. Pihak bank menurunkan cicilan rumahnya dari Rp 20 juta menjadi Rp 10 juta per bulan.
Namun, keringanan itu datang dengan konsekuensi pahit: tenor yang tersisa 12 tahun kembali memanjang menjadi 20 tahun.
Andhara dan sang suami, Bugi Ramadhana, menolak terjebak lebih lama. Mereka memilih langkah ekstrem, yakni melunasi semua sisa utang KPR sekaligus.






