Aksi Kamisan Medan Soroti Penculikan, Kriminalisasi, dan September Hitam

Kamis, 18 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Peserta Aksi Kamisan Medan membentangkan poster di Titik Nol Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis (18/9/2025). Foto: Topikseru.com/Agus Sinaga

Peserta Aksi Kamisan Medan membentangkan poster di Titik Nol Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis (18/9/2025). Foto: Topikseru.com/Agus Sinaga

Menurutnya, demokrasi di Indonesia tengah mundur ketika buku dijadikan barang bukti tindak kejahatan.

“Apa gunanya negara ini demokrasi, seseorang yang bersuara ditangkap, orang yang berpikir kritis dan membaca buku dianggap melawan negara,” kata Wisnu.

Mengingat September Hitam

Momentum September dijadikan pengingat oleh massa aksi. Wisnu menyebut September Hitam sebagai bulan kelam yang menyimpan tragedi penghilangan paksa hingga Tragedi Semanggi I.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Hingga kini, dalang peristiwa itu tidak pernah diadili. Yang ditangkap hanyalah aktor-aktor terpaksa, demi memberi kesan bahwa negara bekerja,” ujarnya.

Baca Juga  KontraS Sumut Soroti Kriminalisasi Aktivis dengan Buku sebagai Barang Bukti: "Tidak Masuk Akal dalam Negara Demokrasi"

Tiga Tahun Aksi Kamisan Medan

Aksi Kamisan bukan hal baru di Indonesia. Gerakan ini telah berlangsung sejak 2007 di depan Istana Merdeka, Jakarta, sebagai simbol perlawanan terhadap impunitas kasus pelanggaran HAM.

Di Medan, aksi serupa sudah konsisten digelar sejak tiga tahun lalu. Setiap Kamis sore, massa berpakaian serba hitam membawa payung hitam, simbol duka yang belum tuntas.

Bagi mereka, kehadiran di jalan bukan sekadar ritual, melainkan upaya menjaga ingatan publik dan menagih janji negara: menyelesaikan pelanggaran HAM, menghapus kriminalisasi, dan mengembalikan demokrasi ke jalurnya.

Penulis : Agus Sinaga

Editor : Muchlis

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Bobby Nasution kepada Pendawa Indonesia: “Nek Wani Ojo Wedi-wedi”
Hari Kunjung Perpustakaan, Medan Book Party Gelar Book Gathering di Socrates Vegan
Wali Kota Medan Rico Waas Siap Jadi Fotografer, Tantang Bupati Karangasem di Salon Foto Indonesia
Aksi Kamisan Medan Desak Negara Tuntaskan Kasus Pelanggaran HAM
APARA Tagih Janji Reforma Agraria Sejati di Sumatera Utara Menjelang Hari Tani Nasional
Sejarah dan Kisah Kuda Legendaris Haru Urara: Menjadi Simbol Harapan dan Perjuangan
Kuda Legendaris Haru Urara Tutup Usia di Jepang, Fans Uma Musume Berduka
Simulator Golf Masuk Apartemen dan Hotel, Simbol Baru Gaya Hidup Urban Mewah

Berita Terkait

Kamis, 18 September 2025 - 21:04

Aksi Kamisan Medan Soroti Penculikan, Kriminalisasi, dan September Hitam

Senin, 15 September 2025 - 00:29

Bobby Nasution kepada Pendawa Indonesia: “Nek Wani Ojo Wedi-wedi”

Minggu, 14 September 2025 - 20:54

Hari Kunjung Perpustakaan, Medan Book Party Gelar Book Gathering di Socrates Vegan

Sabtu, 13 September 2025 - 18:08

Wali Kota Medan Rico Waas Siap Jadi Fotografer, Tantang Bupati Karangasem di Salon Foto Indonesia

Kamis, 11 September 2025 - 22:16

Aksi Kamisan Medan Desak Negara Tuntaskan Kasus Pelanggaran HAM

Berita Terbaru