Saat itu, pesawat tempur F/A-18 Hornet milik Angkatan Udara Amerika Serikat terdeteksi memasuki ruang udara NKRI.
TNI AU bergerak cepat. Fajar bersama Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) saat ini, Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono, kala itu sama-sama berada di kokpit F-16.
Mereka terlibat aksi kejar-kejaran di udara, memaksa jet Amerika itu menjauh dari wilayah kedaulatan Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Diterbangkan ke Probolinggo, Disemayamkan di Jakarta Selatan
Kabar gugurnya Marsma Fajar mengejutkan rekan-rekannya di TNI AU. Sebelum dimakamkan di kampung halamannya, jenazahnya disemayamkan di rumah duka di kawasan Jakarta Selatan.
Rencananya, jasad sang penerbang akan diterbangkan dari Lanud Halim Perdanakusuma menuju Probolinggo untuk dikebumikan secara militer.
Warisan Jejak Kepeloporan
Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) menyebut latihan menggunakan Quicksilver GT500 itu rutin dilakukan untuk membina potensi kedirgantaraan nasional.
Namun, insiden nahas ini menegaskan kembali risiko profesi di langit.
Fajar Adriyanto pergi dengan kehormatan. Ia meninggalkan jejak sebagai penerbang tempur, perwira teladan, juru bicara TNI AU, dan saksi sejarah penjaga kedaulatan udara Indonesia.
Halaman : 1 2