Topikseru.com – Ferry Juliantono akhirnya resmi ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Koperasi (Menkop) dalam reshuffle Kabinet Merah Putih pada Senin, 8 September 2025.
Pelantikan Ferry menandai babak baru dalam penguatan sektor koperasi dan UMKM di Indonesia.
Dengan latar belakang panjang sebagai aktivis, politisi, dan pegiat koperasi, Ferry diyakini mampu membawa kementerian ini menuju arah yang lebih progresif dan berpihak kepada rakyat kecil.
Perjalanan Ferry Juliantono Hingga Jadi Menteri Koperasi
Sosok Ferry Juliantono bukanlah figur baru dalam dunia politik dan pergerakan rakyat. Ia lahir di Jakarta, 27 Juli 1967, dan telah malang melintang di dunia aktivisme, organisasi tani, hingga politik nasional.
Pendidikan yang ditempuhnya turut membentuk karakter kepemimpinannya:
-
Sarjana Ekonomi Akuntansi, Universitas Padjajaran (1993).
-
Magister Hubungan Internasional, Universitas Indonesia (2006), dengan kekhususan Ekonomi Politik Internasional.
Sejak awal, Ferry sudah aktif dalam memperjuangkan kepentingan petani, nelayan, buruh, dan masyarakat agraris. Ia menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Tani Indonesia sejak 2005 serta Wakil Direktur Pelaksana Induk Koperasi Tani Nelayan (Inkoptan).
Sebelum akhirnya menduduki kursi Menkop, Ferry menjabat sebagai Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) sejak Oktober 2024 mendampingi Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi. Pengalaman panjang di dunia koperasi membuatnya dinilai sangat layak menggantikan posisi tersebut.
Ferry Juliantono, Dari Aktivis Jalanan ke Kursi Menteri
Perjalanan Ferry Juliantono menuju kursi Menteri Koperasi merupakan kisah panjang yang penuh dinamika dan perjuangan.
Ia dikenal luas sebagai aktivis jalanan yang vokal menyuarakan kepentingan rakyat, terutama dalam isu-isu ekonomi kerakyatan, pertanian, buruh, dan nelayan.
Keberaniannya untuk turun langsung ke jalan dan memimpin aksi demonstrasi menjadikan Ferry sebagai salah satu figur yang dekat dengan rakyat kecil.
Pada tahun 2008, nama Ferry mencuat secara nasional ketika ia memimpin aksi besar menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Aksi tersebut berakhir dengan dirinya ditahan dan menyandang status sebagai tahanan politik (Tapol). Meskipun harus menghadapi risiko besar, Ferry tidak pernah berhenti bersuara. Ia justru semakin dikenal sebagai sosok yang konsisten memperjuangkan keadilan sosial dan ekonomi kerakyatan.
Pengalaman pahit sebagai aktivis yang berhadapan langsung dengan kekuasaan inilah yang menjadi modal besar Ferry ketika akhirnya dipercaya masuk ke dalam struktur pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Ia membuktikan bahwa idealisme perjuangan tidak luntur meski kini berada di lingkaran kekuasaan. Sebaliknya, ia membawa semangat yang sama: memperjuangkan rakyat kecil agar tidak tertinggal dalam arus pembangunan.
Kini, setelah resmi dilantik sebagai Menteri Koperasi, Ferry Juliantono mengusung misi besar: mengubah wajah koperasi Indonesia.
Ia berkomitmen menjadikan koperasi lebih modern, transparan, dan adaptif terhadap era digital.












