Setiap SPPG akan dipimpin oleh kepala satuan yang ditunjuk langsung oleh BGN. Mereka didampingi tim yang terdiri atas ahli gizi dan akuntan, bertugas mengatur nutrisi penerima manfaat dan memberikan edukasi pola makan sehat.
Ketua IKA USU dan Gubernur Sumut ke-17, Tengku Erry Nuradi, menyambut positif program ini. Ia menilai MBG tak hanya menyasar gizi, tetapi juga mampu menjadi solusi atas persoalan struktural lain seperti kemiskinan dan kesenjangan ekonomi.
“Satu dapur MBG bisa menyerap anggaran operasional hingga Rp 1 miliar. Dana itu akan memutar ekonomi lokal lewat kerja sama dengan koperasi, petani, peternak, dan nelayan setempat,” ujar Erry.
Program MBG juga membuka peluang partisipasi masyarakat secara langsung. Warga bisa mendaftar sebagai mitra atau relawan melalui portal resmi BGN di mitra.bgn.go.id.
“Seorang ibu yang anaknya mendapat makan gratis bisa menghemat pengeluaran keluarga, bahkan ikut bekerja sebagai relawan dapur untuk menambah penghasilan,” kata Erry.
Dengan target 30.000 lebih SPPG, pemerintah memperkirakan akan tercipta 1,5 juta lapangan kerja baru, meliputi tenaga dapur, relawan, dan petugas logistik serta keamanan.
Program MBG diyakini dapat menurunkan angka stunting dan meningkatkan partisipasi pendidikan. Asupan gizi yang baik akan menunjang tumbuh kembang anak secara fisik dan kognitif serta meningkatkan daya fokus belajar.
“Jika kita ingin menyongsong Indonesia Emas 2045, maka hari ini kita harus menyiapkan generasi masa depan yang kuat sejak dini. Program MBG adalah langkah nyata ke arah sana. Mari kita sukseskan bersama,” tegas Syahdana.












