Proyek baterai kendaraan listrik ini merupakan kolaborasi antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Konsorsium CATL-Brunp-Lygend (CBL) dari Tiongkok. Nilai total investasi proyek mencapai USD 5,9 miliar atau sekitar Rp95 triliun.
Presiden menyebut proyek tersebut sebagai bukti keseriusan Indonesia menjalin kemitraan strategis dengan Tiongkok, sekaligus bagian dari upaya transisi energi hijau dan pengembangan industri ramah lingkungan.
“Indonesia selalu memilih kerja sama. Seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak,” ucap Prabowo, menyitir filosofi Tiongkok yang ia adopsi sebagai prinsip dalam diplomasi ekonomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
6 Subproyek, 8.000 Lapangan Kerja
Proyek industri baterai ini dikembangkan dari hulu ke hilir, mencakup enam subproyek: lima di Halmahera Timur dan satu di Karawang. Kawasan industri mencakup area seluas 3.023 hektare, dengan penyerapan tenaga kerja hingga 8.000 orang.
Dari segi infrastruktur, proyek ini akan dilengkapi dengan 18 infrastruktur pendukung, termasuk dermaga multifungsi, serta kombinasi energi bersih seperti PLTU 2×150 MW, PLTG 80 MW, pembangkit limbah panas 30 MW, dan tenaga surya 172 MWp—dengan 24 MWp di pabrik Karawang.
Langkah Serius Hilirisasi dan Transisi Energi
Turut hadir dalam peresmian ini sejumlah pejabat strategis seperti Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, serta Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Sumber Berita : Antara
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya