Topikseru.com – Langkah negosiasi Presiden Prabowo Subianto yang berhasil menurunkan tarif impor Amerika Serikat (AS) menjadi 19 persen bagi produk Indonesia menuai sorotan di Senayan.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta, menilai langkah negosiasi Presiden Prabowo dengan Presiden AS Donald Trump membuka babak baru posisi Indonesia di kancah geoekonomi global.
“Meski di atas kertas tarif Trump ini bisa merugikan kita, tetapi posisi Indonesia di mata Amerika Serikat semakin diperhitungkan. Ini sinyal Indonesia naik kelas,” ujar Sukamta di Jakarta, Rabu (17/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
PDB Merangkak Naik, Daya Tawar Meningkat
Sukamta menilai tren PDB per kapita Indonesia yang terus tumbuh satu dekade terakhir menjadi modal penting di balik kesepakatan tersebut. Meski belum dikategorikan sebagai negara maju, Indonesia, kata dia, on the track menuju status negara berpengaruh di Asia dan dunia.
“Optimisme ini harus diterjemahkan jadi peningkatan daya tawar, bukan cuma di perdagangan, tapi juga diplomasi politik. Termasuk dalam upaya Indonesia mendorong perdamaian di Timur Tengah dan mendukung kemerdekaan Palestina,” kata politisi PKS tersebut.
Ancaman Neraca Dagang Surplus
Namun Sukamta juga mengingatkan risiko di balik euforia penurunan tarif tersebut. Menurutnya, Indonesia bisa saja menelan pil pahit jika neraca perdagangan dengan AS berubah arah.
“Sejak 2020, neraca dagang kita dengan Amerika selalu surplus. Sekarang potensi defisit terbuka karena produk mereka bisa masuk ke kita dengan harga lebih murah,” katanya.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya