Kontroversi Rektor USU Prof. Muryanto Amin: Profil, Jejak Karier sampai Pemeriksaan Terkait Anak Buah Bobby Nasution

Sabtu, 16 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Profesor Muryanto Amin. Foto: Dok. Situs resmi FISIP USU

Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Profesor Muryanto Amin. Foto: Dok. Situs resmi FISIP USU

Pro dan Kontra Pelantikan Rektor USU

Pelantikan Muryanto Amin sebagai rektor terpilih dijadwalkan pada 28 Januari 2021 sesuai surat dari Kemendikbud. Namun, muncul perdebatan tajam di internal Majelis Wali Amanat (MWA) USU.

  • Pihak yang menolak pelantikan berpendapat bahwa kasus plagiarisme harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum ia bisa resmi dilantik. Sekretaris MWA, Prof. Guslihan Dasa Tjipta, menegaskan bahwa “MWA tidak akan melantik sebelum ada kejelasan sikap dari Menteri.”

  • Pihak yang mendukung pelantikan mengacu pada surat resmi dari Kemendikbud yang tetap menetapkan jadwal pelantikan. Menurut juru bicara Muryanto, Edy Ikhsan, keputusan menteri menjadi dasar kuat untuk melanjutkan prosesi pelantikan meski ada kontroversi.

    ADVERTISEMENT

    SCROLL TO RESUME CONTENT

Polemik ini membuat proses transisi kepemimpinan USU penuh ketegangan, terlebih masa jabatan Rektor Runtung Sitepu berakhir pada 27 Januari 2021.

2. Kasus Dugaan Nepotisme dan Konflik Kepentingan

Belakangan, Prof. Muryanto juga diterpa isu mengenai dugaan nepotisme dan konflik kepentingan terkait jabatan struktural di USU maupun posisinya di BUMN (PTPN V). Isu ini semakin ramai diperbincangkan setelah muncul kabar bahwa beberapa keputusan strategis diduga menguntungkan pihak tertentu yang memiliki kedekatan personal maupun politik dengannya. Walau belum terbukti secara hukum, isu ini mencoreng citranya sebagai seorang akademisi yang seharusnya menjunjung tinggi integritas.

3. Kebijakan Kontroversial di Kampus

Sebagai Rektor, sejumlah kebijakan yang dikeluarkan Prof. Muryanto juga mengundang pro dan kontra. Misalnya, keputusan terkait penerimaan mahasiswa baru, alokasi anggaran universitas, hingga program kerja sama dengan pihak eksternal. Sebagian mahasiswa dan dosen menilai kebijakan tersebut kurang transparan dan tidak melibatkan partisipasi publik yang memadai. Demonstrasi mahasiswa dan kritik terbuka di media sosial sempat mewarnai dinamika kepemimpinannya.

4. Sorotan dari Dunia Politik Lokal

Kedekatan Prof. Muryanto dengan sejumlah figur politik di Sumatera Utara membuatnya kerap dicurigai memiliki agenda politik tertentu di balik posisinya sebagai akademisi. Apalagi, latar belakang akademiknya yang fokus pada ilmu politik menambah persepsi publik bahwa ia tidak sepenuhnya netral. Beberapa analis bahkan menyebut bahwa kiprahnya di kampus seolah menjadi “jembatan” menuju gelanggang politik praktis yang lebih besar.

5. Citra Publik yang Terbelah

Semua kontroversi tersebut membuat citra publik Prof. Muryanto Amin menjadi terbelah. Di satu sisi, ia dipandang sebagai sosok akademisi visioner dengan jejaring luas yang mampu membawa USU lebih maju. Namun di sisi lain, ia dianggap terlalu dekat dengan politik sehingga berpotensi mengorbankan idealisme akademik. Perdebatan ini menjadikan namanya semakin ramai diperbincangkan, baik di kalangan akademisi, mahasiswa, maupun masyarakat luas.

Baca Juga  Kapolrestabes Medan Perintahkan “Backup Ramai-Ramai” Polsek Medan Tembung, Titik Merah Kriminalitas

Dugaan Keterlibatan Muryanto dalam Pilkada Sumut 2024

Sebelum kasus ini mencuat, Muryanto sudah pernah terseret kontroversi politik. Pada Pilkada Sumut 2024, ia dilaporkan ke Bawaslu oleh tim hukum Edy Rahmayadi – Hasan Basri Sagala.

Laporan tersebut menyebutkan dugaan bahwa Muryanto terlibat dalam strategi kemenangan Bobby Nasution – Surya dengan target kemenangan 68 persen. Bahkan, disebutkan ada percakapan dan rencana publikasi quick count yang melibatkan dirinya.

Selain itu, perayaan Hari Guru Nasional di Stadion Mini USU juga menjadi sorotan. Acara tersebut dituding dimanfaatkan untuk kepentingan politik dengan menghadirkan keluarga guru dan kepala sekolah.

OTT dan Penetapan Tersangka dalam Kasus Korupsi Jalan di Sumut

KPK sebelumnya telah melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) dan menetapkan lima tersangka:

  • Topan Obaja Putra Ginting – Kadis PUPR Sumut

  • Heliyanto – PPK Satker PJN Wilayah I Sumut

  • Rasuli Efendi Siregar – Kepala UPTD Gunung Tua Dinas PUPR Sumut

  • M. Akhirun Efendi Siregar – Direktur Utama PT Dalihan Natolu Grup

  • M. Rayhan Dulasmi Pilang – Direktur PT Rona Na Mora

Mereka diduga menerima fee 10–20 persen dari proyek senilai Rp 231,8 miliar. Modus seperti ini memperlihatkan adanya praktik korupsi berjamaah yang melibatkan pejabat dan pihak swasta.

Fokus Penyidikan KPK: Mengurai Jaringan Korupsi

Penyidikan KPK kini terfokus pada dua hal utama:

  1. Menelusuri Rantai Komando
    KPK menduga Topan Obaja Putra Ginting tidak bertindak sendirian. Ada dugaan kuat ia mendapat perintah dari sosok berpengaruh yang lebih tinggi.

  2. Mengikuti Aliran Dana
    Aliran dana fee proyek diduga mengalir ke banyak pihak. Termasuk kemungkinan adanya pencucian uang melalui pihak swasta.

Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, menegaskan pihaknya akan mendalami ke mana saja dana tersebut mengalir, dan siapa saja yang ikut menikmatinya.

Kasus ini tidak hanya menjerat pejabat daerah, tetapi juga mencoreng nama besar Universitas Sumatera Utara (USU). Publik mempertanyakan independensi seorang akademisi ketika terlibat dalam pusaran kasus korupsi.

Di ranah politik, kasus ini juga memperlihatkan betapa sulitnya memisahkan antara kekuasaan, birokrasi, dan akademisi di Sumatera Utara.

Pemanggilan Prof. Muryanto Amin oleh KPK dalam kasus dugaan korupsi proyek jalan di Sumut menandai babak baru dalam penyidikan. Dengan melibatkan 13 saksi dari berbagai latar belakang, KPK berusaha mengurai rantai korupsi yang diperkirakan melibatkan banyak pihak. (*)

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

BLT Tambahan Belum Cair ke Semua Warga! Menkeu Purbaya: “Masih Ada Kendala Logistik, Minggu Ini Harusnya Sudah Keluar”
Menteri Transmigrasi Kawal Langsung Pemulangan Jenazah Mahasiswa IPB Anggit Bima Wicaksana yang Gugur di Papua Barat
Presiden Prabowo Minta Rp 13 Triliun Hasil Korupsi CPO Disalurkan ke LPDP: Untuk Masa Depan Anak Bangsa
Kejagung Serahkan Rp 13,2 Triliun ke Negara dari Kasus Korupsi CPO, Prabowo Saksikan Langsung
Prabowo: Kalau Mau Belajar Hadapi Kegagalan, Belajarlah dari Saya
Pesan Prabowo untuk Mahasiswa: Jatuh Itu Wajar, Pejuang Harus Bangkit Lagi
Prabowo Singgung ChatGPT dan AI di Wisuda UKRI: “Enak Sekali Kalian, Zaman Saya Dulu Enggak Ada!”
Kejagung Sita Rumah Mewah Riza Chalid di Kebayoran Baru, Terseret Kasus Korupsi Minyak

Berita Terkait

Rabu, 22 Oktober 2025 - 06:01

BLT Tambahan Belum Cair ke Semua Warga! Menkeu Purbaya: “Masih Ada Kendala Logistik, Minggu Ini Harusnya Sudah Keluar”

Rabu, 22 Oktober 2025 - 00:39

Menteri Transmigrasi Kawal Langsung Pemulangan Jenazah Mahasiswa IPB Anggit Bima Wicaksana yang Gugur di Papua Barat

Selasa, 21 Oktober 2025 - 00:05

Presiden Prabowo Minta Rp 13 Triliun Hasil Korupsi CPO Disalurkan ke LPDP: Untuk Masa Depan Anak Bangsa

Senin, 20 Oktober 2025 - 20:10

Kejagung Serahkan Rp 13,2 Triliun ke Negara dari Kasus Korupsi CPO, Prabowo Saksikan Langsung

Minggu, 19 Oktober 2025 - 06:05

Prabowo: Kalau Mau Belajar Hadapi Kegagalan, Belajarlah dari Saya

Berita Terbaru