Gaji dan Fasilitas Sebagai Wamenaker
Sebagai seorang wakil menteri, Immanuel Ebenezer atau yang akrab disapa Noel, memperoleh gaji pokok sebesar Rp 11,57 juta per bulan. Namun, angka ini sejatinya hanyalah salah satu komponen kecil dari total hak keuangan yang ia terima. Seorang pejabat setingkat wakil menteri juga mendapat tambahan dalam bentuk tunjangan kinerja (tukin) yang nilainya bervariasi sesuai ketentuan, bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulan.
Selain gaji dan tunjangan, jabatan wakil menteri juga membawa berbagai fasilitas negara yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Noel berhak atas:
-
Rumah dinas pejabat negara yang representatif, lengkap dengan fasilitas standar untuk menunjang aktivitas kedinasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
-
Kendaraan dinas yang dapat digunakan untuk keperluan resmi. Biasanya berupa mobil dinas dengan sopir yang disediakan oleh negara.
-
Staf pendukung, baik staf ahli maupun staf administrasi, yang membantu dalam penyusunan kebijakan serta pelaksanaan tugas sehari-hari.
-
Fasilitas protokoler yang mempermudah mobilitasnya, termasuk pengawalan dalam agenda resmi tertentu.
Dengan fasilitas-fasilitas tersebut, jabatan wakil menteri dipandang sebagai posisi yang bergengsi di dalam kabinet. Meskipun kedudukannya berada di bawah menteri, ruang lingkup tanggung jawab dan akses kebijakan tetap sangat strategis, terutama dalam hal memberi masukan dan membantu koordinasi teknis di bidang ketenagakerjaan.
Harta Kekayaan Immanuel Ebenezer
Menurut data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang terakhir kali dilaporkan pada 21 Maret 2022, Immanuel Ebenezer tercatat memiliki total kekayaan sebesar Rp 4,84 miliar. Angka ini memang tidak sebesar pejabat negara lain yang kekayaannya bisa mencapai ratusan miliar, namun tetap menjadi sorotan publik karena beberapa alasan, terutama setelah dirinya terjerat kasus operasi tangkap tangan (OTT) KPK.
Adapun rincian harta kekayaan Noel adalah sebagai berikut:
-
Tanah dan bangunan: senilai Rp 3,9 miliar. Aset ini menjadi komponen terbesar dari total kekayaannya, kemungkinan berupa rumah tinggal dan properti lain yang tersebar di beberapa lokasi.
-
Kendaraan bermotor: sebesar Rp 606 juta. Kendaraan ini mencerminkan gaya hidupnya yang relatif sederhana dibandingkan pejabat lain, meskipun nilainya masih cukup besar bagi masyarakat umum.
-
Harta bergerak lainnya: tercatat Rp 109,5 juta. Kategori ini biasanya mencakup perhiasan, barang seni, atau koleksi pribadi.
-
Kas dan setara kas: sebesar Rp 224,7 juta. Jumlah ini relatif kecil untuk ukuran pejabat negara, namun mencerminkan likuiditas keuangan Noel saat itu.
Meski nilai kekayaan Noel tidak termasuk fantastis, transparansi harta pejabat publik selalu menjadi perhatian masyarakat. Apalagi, setelah dirinya terseret kasus dugaan pemerasan dan suap yang ditangani oleh KPK, data kekayaan ini kembali menjadi bahan perbincangan. Publik menilai apakah ada korelasi antara gaya hidup, kekayaan, dan dugaan tindak pidana yang tengah diselidiki.
OTT KPK dan Dampaknya terhadap Pemerintahan
Penangkapan Immanuel Ebenezer menambah daftar panjang pejabat yang terjerat kasus dugaan korupsi. OTT KPK terhadap seorang wakil menteri jelas bukan hal sepele. Dampaknya bukan hanya pada reputasi pribadi Noel, tetapi juga citra pemerintahan Prabowo Subianto.
Jika terbukti bersalah, kasus ini bisa menjadi tamparan keras bagi pemerintah yang berusaha membangun citra bersih dan berkomitmen pada pemberantasan korupsi. Di sisi lain, publik tentu berharap agar KPK dapat menuntaskan kasus ini secara transparan, objektif, dan bebas dari intervensi politik. (*)