Akar Masalah: Dari Jakarta ke Makassar
Gelombang kemarahan publik bermula dari Jakarta, ketika Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online, meregang nyawa akibat terlindas rantis polisi saat demonstrasi di depan DPR RI. Kematian Affan menjadi simbol ketidakadilan bagi banyak kalangan, terutama bagi komunitas pengemudi ojek online yang merasa suara mereka tidak didengar.
Kasus ini dengan cepat menyulut emosi publik di berbagai kota, termasuk Makassar, yang kemudian berujung pada aksi anarkis. Apa yang terjadi di Makassar menjadi bukti nyata bahwa ketidakpuasan sosial bisa meluas dan berubah menjadi kerusuhan massal jika tidak ditangani dengan bijak.
Dalam situasi yang penuh duka ini, komunitas pengemudi Grab menunjukkan solidaritas yang kuat. Banyak rekan-rekan Dandi memberikan dukungan moral dan materi kepada keluarga yang ditinggalkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pihak Grab juga berkomitmen memberikan bantuan langsung berupa pendampingan hukum, dukungan psikologis, hingga bantuan finansial untuk keluarga korban. Langkah ini diharapkan dapat meringankan beban keluarga Dandi serta memberi ketenangan di tengah masa sulit.
Tragedi yang menimpa Makassar menjadi pengingat bahwa aksi massa yang tidak terkendali berpotensi menimbulkan korban jiwa yang tidak seharusnya terjadi. Kehilangan Dandi menjadi simbol pengorbanan pekerja jalanan yang setiap hari berjuang untuk keluarganya.
Kini, masyarakat, komunitas mitra pengemudi, hingga pemerintah dituntut untuk bergandengan tangan membangun solidaritas dan kedamaian. Duka yang mendalam ini hendaknya menjadi titik balik untuk menghadirkan ruang dialog yang lebih sehat di antara masyarakat dan pemangku kebijakan.
pengemudi setia yang telah lebih dari tujuh tahun mengabdi. Kepergian Dandi meninggalkan luka yang begitu dalam, bukan hanya bagi keluarganya, tetapi juga bagi ribuan rekan mitra pengemudi dan komunitas Grab di seluruh Indonesia.