-
Melunasi hutang puasa tahun sebelumnya.
-
Menjaga kesehatan fisik dengan pola makan bergizi.
-
Menyusun target ibadah, seperti tadarus Al-Qur’an dan qiyamul lail.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
-
Menyiapkan kebutuhan rumah tangga, agar fokus ibadah tidak terganggu.
-
Menguatkan niat dan doa, agar Ramadan 2026 bisa dijalani dengan penuh keikhlasan.
Potensi Perbedaan Awal Ramadan dan Idulfitri 2026
Perbedaan dalam menentukan awal puasa Ramadan 2026 maupun hari raya Idulfitri 2026 kemungkinan tetap akan terjadi, sebagaimana yang sering dialami pada tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan, mengingat penentuan awal bulan dalam kalender Hijriah bergantung pada metode yang digunakan, yaitu hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (pengamatan hilal langsung).
Di Indonesia, perbedaan ini biasanya melibatkan dua organisasi Islam terbesar, yaitu Nahdlatul Ulama (NU) yang cenderung menggunakan metode rukyat, serta Muhammadiyah yang konsisten dengan metode hisab.
Keduanya memiliki dasar hukum dan keyakinan masing-masing, sehingga wajar apabila hasil penentuan bisa berbeda satu hari.
Misalnya, jika menurut hisab bulan sudah cukup tinggi untuk masuk Ramadan, Muhammadiyah bisa menetapkan lebih dahulu, sementara NU menunggu konfirmasi terlihatnya hilal secara langsung.
Fenomena ini juga tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan di banyak negara Muslim lainnya.
Misalnya, Arab Saudi sering menjadi acuan, tetapi beberapa negara seperti Turki, Mesir, atau Malaysia juga memiliki metode perhitungan dan pengamatan sendiri.
Akibatnya, puasa bisa dimulai lebih awal atau sehari lebih lambat dibandingkan negara lain.
Namun, perbedaan ini seharusnya tidak menjadi pemecah belah umat Islam.
Justru, ini bisa menjadi sarana untuk memperkaya wawasan dan menunjukkan bahwa dalam Islam terdapat keberagaman ijtihad yang sahih.
Pada akhirnya, yang terpenting bukanlah kapan mulai puasa atau kapan berhari raya, tetapi bagaimana setiap Muslim menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan, kedisiplinan, dan sesuai tuntunan agamanya.
Dengan menyikapi perbedaan secara bijak, Ramadan 2026 justru bisa menjadi momentum untuk mempererat ukhuwah Islamiyah, saling menghargai perbedaan pendapat, dan mengedepankan persaudaraan sesama Muslim.
Keragaman metode penentuan awal bulan seharusnya dipandang sebagai bagian dari kekayaan tradisi Islam yang tidak mengurangi nilai ibadah, melainkan menguatkan kebersamaan dalam keberagaman.
Berdasarkan perhitungan hisab, puasa Ramadan 2026 diperkirakan dimulai pada Rabu, 18 Februari 2026. Namun, tanggal pasti akan ditentukan melalui Sidang Isbat Kemenag RI setelah rukyatul hilal pada 29 Syaban 1447 H.
Dengan demikian, jawaban atas pertanyaan puasa 2026 tanggal berapa adalah 18 Februari 2026 (prediksi), sembari menunggu pengumuman resmi pemerintah.
Ramadan 2026 akan menjadi momen istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia, tidak hanya sebagai ibadah wajib, tetapi juga sebagai kesempatan untuk memperkuat keimanan, kepedulian sosial, dan persaudaraan. (*)